SUKABUMI — Sudah hampir setengah tahun, proyek Jembatan Pamuruyan Cibadak Kabupaten Sukabumi tidak dikerjakan pengembang. Penyebabnya tidak jelas. Itu terjadi setelah amblasnya jembatan pada Selasa (13/12/2022) semua proses pengerjaan jalan ditempat.
Padahal proyek tersebut mengeluarkan anggaran yang cukup besar, untuk pembasan lahannya saja membutuhkan uang negara Rp20 Miliar dan proses pembangunanya membutuhkan Rp40 Miliar. Dengan total anggaran Rp60 Miliar seharusnya pengerjaanya berjalan dengan lancar.
Sampai hari ini, belum ada kejelasan kapan proyek tersebut berjalan. Berdasarkan pantauan dilokasi belum ada tanda-tanda pegawai memulai kembali pekerjaan proyek tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Lembaga Analisa dan Transfaransi Sukabumi (Latas), Fery Permana mengatakan, bahwa proyek jembatan pamuruyan adalah salah satu satu proyek dari beberapa proyek yang bernasib apes. Buktinya, setelah kejadian amblasnya jembatan lama pengerjaanya cenderung tidak lagi dikerjakan dan bahkan ditinggalkan begitu saja, padahal itu merupakan jalan utama masyarakat.
“Sudah budaya, ketika proyek bermasalah. Pasti akan seperti itu, siapa yang jadi korban. Ya Masyarakat. Harusnya pemerintah bisa selektif dan hati-hati dalam melakukan penunjukan. Selain itu juga, harus dikontrol secara terus menerus agar pengerjaanya berjalan baik dan sesuai rencana, “jelasnya.
“Jika tidak ada progres, kan biasanya proyek itu ada batas waktu pengerjaanya. Nah, bagaimana jika batas waktu tidak tercapai apakah masuk pelanggaran, itu harus diperhatikan juga, “tambahnya.
Sebelumnya kami juga meminta pemerintah dalam hal ini instansi terkait untuk memberikan kejelasan soal kenapa proyek jembatan pamuruyan ini bisa mangkrak dan tidak jelas.
Kalau soal, amblasnya jembatan lama adalah murni karena proyek pengerjaan jembatan baru, dan itu adalah kesalahan fatal para pengembang proyek yang tidak hati-hati dalam proses pengerjaanya. Dan itu tidak dijadikan alasan kenapa proyek tidak kembali dilanjutkan.
“Ya itu uang negara dan uang rakyat juga, besar pula. Untuk itu, perlu adanya ketegasan pemerintah dalam menunjuk para pengembang dalam mengerjakan proyek strategis, pasalnya proyek jalan Nasional penghubung Sukabumi-Bogor ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehari-hari. (hnd)