Pergerakan Tanah Nyalindung Meluas, Ini Permintaan BPBD

MENGUNGSI : Warga Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, saat mengevakuasi barang berharga akibat rumah miliknya diterjang bencana pergerakan tanah.

NYALINDUNG – Bencana pergerakan tanah yang menerjang wilayah Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, terus meluas Jumat (08/01/2021). Saat ini, pemerintah Desa Cijangkar tengah meminta bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, perihal tenda untuk tempat pengungsian warga yang terdampak dari bencana alam itu.

Kasi Pelayanan Desa Cijangkar, Ahmad mengatakan, pergerakan tanah itu, kini semakin meluas dan membesar dengan kedalamam retakan bervariasi, mulai dari satu meter hingga tiga meter. “Hal ini, kami ketahui setelah di cek menggunakan bambu yang dimasukan kedalam tanah yang mengalami retakan,” kata Ahmad kepada Radar Sukabumi, Jumat (08/01/2021).

Bacaan Lainnya

Dari puluhan rumah penduduk itu, sambung Ahmad, kini terdapat 19 rumah dari 21 kepala keluarga (KK) yang terdampak dari pergerakan tanah itu. Untuk mengantisipasi resiko bencana alam, akhirnya 21 KK yang mengisi 19 rumah itu telah dievakuasi ke rumah saudara terdekatnya. Ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk menghindari bencana susulan.

“Iya, kalau tidak segera dievakuasi khawatir rumah warga itu ambruk. Makanya, pemerintah desa meminta bantuan tenda pengungsian kepada BPBD,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman mengatakan, pihaknya membenarkan soal pergerakan tanah di wilayah Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung itu, kondisinya semakin meluas. “Kita sudah meninjau ke lokasi bencana di sana. Ternyata ada dua ke RT-an yang telah terdampak dari bencana alam itu,” katanya.

Sewaktu dirinya meninjau ke lokasi bencana pergerakan tanah tersebut, pihaknya langsung melakukan himbauan kepada seluruh warga agar senantiasa meningkatkan kewaspadaannya, terutama saat dilanda hujan deras. Himbauan itu, dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengantisipasi terjadinya resiko bencana alam.
“Pergerakan ini masih terus kita pantau. Lantaran, dikhawatirkan dengan cuaca seperti ini dapat berpotensi hal-hal yang tidak diinginkan,” bebernya.

Meski demikian, dirinya mengaku saat ini BPBD Kabupaten Sukabumi tengah berupaya maksimal untuk meminimalisir terjadinya resiko bencana alam. Salah satunya dengan melayangkan surat permohonan kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Bandung agar dapat segera melakukan peninjauan ke lokasi bencana itu.
“Ini perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti terkait penyebab bencana pergerakan tanah itu. Iya, ini merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam menangani dan mengurangi resiko bencana,” tandasnya.

Dirinya menghimbau kepada seluruh warga Kabupaten Sukabumi, untuk meningkat kewaspadaan selama musim hujan berlangsung utamanya yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *