Penerapan Kurikulum Merdeka di Kota Sukabumi, Juni Mulai Diberlakukan

Kurikulum Merdeka Sukabumi

SUKABUMI – Penerapan kurikulum merdeka di satuan pendidikan yang ada di Kota Sukabumi masih terkendala. Saat ini, baru 76 sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka.

Meski begitu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi menargetkan, pada Juni nanti implementasi kurikulum merdeka akan diberlakukan untuk seluruh sekolah.

Bacaan Lainnya

Saat ini, untuk sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka, sedang melakukan proses pendaftaran ke Kemendikbudristek yang akan berakhir pada Maret.

“Kita dorong semua sekolah agar mengikuti implementasi kurikulum merdeka. Jadi pada tahun ajaran baru nanti, semuanya sudah star dapat mengimplementasikan kurikulum tersebut,” ujar Kadisdikbud Kota Sukabumi, Mohammad Hasan Asari kepada Radar Sukabumi.

Hasan menjelaskan, ada tiga kategori dalam implementasi kurikulum merdeka. Yakni belajar, mandiri, dan berbagi.

“Jadi yang pertama itu disebut belajar, kemudian mandiri sudah dapat menginternalisasikan, lalu berbagi itu sudah punya kemampuan dan bisa mengimbaskan ke sekolah lain,” jelasnya.

Kalau mengenai kendala dalam penerapan kurikulum tersebut, Hasan mengaku karena selalu terjadi perubahan.

“Jadi untuk itu ada pendampingan, agar sedikit meringankan kendala yang dihadapi. Baik kemampuan guru, metodenya, dan peralatan. Sambil berjalan kita akan selesaikan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, untuk memulihkan pembelajaran setelah 36 bulan pandemi, harus melakukan pemulihan dalam pembelajaran anak didik.

Harapannya, anak-anak memiliki keterampilan hebat dan kompetensi yang teruji. “Melalui kurikulum merdeka ini, tujuannya agar bisa membuat pendidikan lebih baik,” ucapnya.

Menurutnya, ada empat hal yang harus dipersiapkan. Pertama, bagaimanan menyiapkan generasi pelanjut dengan otak cerdas. Sehingga guru harus inovasi dalam mendorong kualitas. Kedua, fisik sehat. Caranya dengan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri. Karena mereka akan melahirkan generasi terbaik.

Ketiga akhlak terpuji. Guru jadi orangtua di sekolah. Orangtua jadi guru di rumah sebagai bentuk kolaborasi antara orangtua dengan guru.

Keempat, persiapkam spiritual ibadah luar biasa. ”Untuk kurikulum merdeka yang lahir pada saat masa pandemi, digulirkan agar tetap memberikan pembelajaran dengan sifat berbeda,” ungkap Fahmi. (cr4/t)

Pos terkait