“Jadi saat ini kami pun cukup kesulitan melacak pergerakan mereka ini. Karena memang, perpindahan tempat, cara komunikasinya pun sudah mengikuti perkembangan zaman,” ucapnya.
Menurut wanita yang biasa dipanggil Ateu ini, faktor yang menjadi penyebab utama terus suburnya kaum LSL ini adalah rapuhnya ketahanan keluarga. Artinya, pembinaan, pengawasan dan kurangnya perhatian dari keluarganya membuat peluang besar pengaruh dari lingkungan luar gampang masuk.
“Jika ketahanan keluarganya kuat, pengaruh apapun dari luar setidaknya bakal terjaring. Jadi, saat ini pemerintah fokus pada penguatan ketahanan keluarga,” kata Ateu.
KPA juga menyebut, resiko tinggi penukaran virus HIV ada pada LSL. Bahkan, di Kota Sukabumi nyaris setiap bulannya ditemukan infeksi baru dari kaum gay tersebut.
“LSL ini kelompok kedua dengan resiko tertinggi penularan HIV. Sedangkan rentan usia LSL dari 15 hingga 40 tahun. Maka dari itu, kami terus melakukan sosialiasi, penyuluhan kelompok milenial dan pendidikan,” tutupnya.
Sementara itu, Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi menambahkan, saat ini orang tua wajib mewaspadai pergerakan anak laki-lakinya, agar terhindar dari seks menyimpang yakni LSL. “Bila dulu orang diingatkan awasi anak perempuannya, sekarang yang harus diawasi adalah anak laki-laki,” kata Fahmi.