Mengenal Si Jampang dan Si Pitung Tokoh Asal Sukabumi yang Terkenal di Batavia Jakarta

Rumah Si Pitung
Rumah adat Betawi di Marunda, yang diyakini sebagai rumah Si Pitung, kini telah dipugar dan dijadikan museum.(Foto : Wikipedia)

Kepada mata-mata yang ditugaskan untuk menjerat Pitoeng telah diberi hadiah sebesar f100 Hal itu tercatat di nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 10-08-1892.

Sidang terhadap kasus Pitoeng segera dilakukan (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 10-11-1892). Disebutkan bahwa pengadilan (landraad) telah mendakwa Pitoeng karena melakukan pencurian di rumah Ny DC berupa barang-barang senilai f188.

Pengadilan ini seharusnya diadakan kemarin harus ditunda hingga saat ini karena saksi-saksi Ussin, Ketjiel dan Resam tidak hadir di persidangan. Selanjutnya dalam persidangan kasus Pitoeng yang dilakukan di pengadilan di Bekasi mereka yang merampok lebih dari dua orang diancam dengan hukuman mati (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 20-12-1892).

Disebutkan mereka yang merampok di malam hari dengan menggunakan senjata tersebut adalah Drachman, Moedjeran, Salihoen alias Pitoeng, Merais, Gering dan Djii karena merampok di rumah Hadji Sapioedin di Meroenda.

Surat kabar Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 20-04-1893 memberitakan bahwa dua dari enam pembunuh yang dihukum mati, hari ini melarikan diri dari penjara di Meester Cornelis.

Nama mereka adalah Pitoeng dan Djiie dan mereka telah melakukan pembunuhan di Bekasi dengan empat orang lainnya. Sejumlah uang f300 telah dijanjikan untuk yang mendapatkan mereka.

Dalam pemberitaan esoknya diketahui bahwa Djii diketahui di Depok tadi malam yang tercatat di Bataviaasch nieuwsblad, 21-04-1893. Disebutkan Pitoeng mungkin telah disembunyikan di kampung Soekaboemi ( saat ini Kebajoran) karena memiliki banyak kerabat yang kaya sementara tidak dilakukan untuk Dji-ie yang berasal dari kampung yang sama karena dianggap seorang pemabuk.

Singkat cerita akhirnya Pitoeng dapat dilumpuhkan dengan tiga tembakan seperti diberitakan di Bataviaasch handelsblad, 16-10-1893. Pitoeng tewas tertembak. Penembaknya adalah Schout Tanah Abang Hinne.

Sementara itu Djii juga berhasil ditangkap dan akan dihukum selama 20 tahun kerja paksa. Jelas dalam berita-berita tersebut bahwa Si Pitoeng hanyalah suatu kasus biasa yang sangat berbeda dengan yang diceritakan pada masa ini. Pembuatan film Si Pitoeng pada tahun 1931 diduga juga telah membelokka persepsi masyarakat tentang Si Pitoeng.

Si Djampang dari Sukabumi ?

Fakta tentang Si Pitung tidak sepenuhnya seperti yang diceritakan. Kulitnya lebih tebal dari isinya. Fact seakan menjadi fiction. Fakta Si Pitung adalah satu hal, fiksi Si Pitung adalah hal lain. Lalu, apakah Si Jampang adalah fakta seperti kisah nyata Si Pitung? Atau apakah kisah Si Jampang hanya fiksi belaka?

Kisah Si Pitoeng terjadi pada tahun 1892-1893. Pertanyaannya kapan kisah Si Djampang terjadi? Sangat sulit menemukan di internet kapan kasus Si Djampang terjadi. Dalam website jakarta.go.id (Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta) terdapat kisah Si Jampang, tetapi kapan kisah itu terjadi tidak disebutkan. Oleh karenanya, kisah Si Jampang yang ada di jakarta.go.id hanyalah fiksi, tidak dapat dikategorikan sejarah Si Jampang.

Pos terkait