Mengenal Si Jampang dan Si Pitung Tokoh Asal Sukabumi yang Terkenal di Batavia Jakarta

Rumah Si Pitung
Rumah adat Betawi di Marunda, yang diyakini sebagai rumah Si Pitung, kini telah dipugar dan dijadikan museum.(Foto : Wikipedia)

SUKABUMI — Si Pitung dan dan Si Jampang merupakan dua tokoh film propaganda yang diciptakan Belanda pada tahun 1931 silam. Ceritanya membingungkan, tapi sebetulnya cara berfikir kita lah yang membuat bingung.

Si pitung saat ini dikenal berasal dari Rawabelong padahal si Pitung asli dari Sukabumi aslinya bernama Solehun. Begitupun si Jampang merupakan asli dari daerah Jampang yang dikaitkan dengan nama Asbo. Dalam sejarah di Indonesia, tidak sepenuhnya ditulis benar. Ada kepentingan Belanda saat itu, termasuk didalam film-film yang diciptakan.

Tercatat didalam surat kabar belanda De Indische courant, 29-06-1931, Belanda menciptakan satu film dengan judul Si Pitoeng, penontonya tentu kalangan pribumi kelas atas dan bangsa belanda. Kemudian pribumi ini menceritakan pengalaman menontonya kepada tetangga dan kerabatnya hingga menjadi sebuah cerita legenda.

Dalam catatan, film si Pitoeng mengangkat dari kisah nyata, namun karena diangkat ke layar putih, ceritanya diperkaya dengan unsur herois dan unsur keadilan. Oleh karena namanya sebuah film, film yang berbasis true-story yang ingin lebih menghibur penonton bergeser menjadi fiction. Dari film inilah diduga menjadi sebab persepsi tentang kisah nyata si Pitung mulai bergeser seperti yang diceritakan pada masa ini.

Perlu diketahui, Film pertama tentang Si Pitung yang diproduksi pada tahun 1931. Sementara saat film Si Pitung itu sendiri dibuat pada tahun 1931 kejadiannya sudah berlalu 39 tahun sebelumnya.

Kasus Si Pitung benar-benar terjadi pada tahun 1892. Dalam film itu ceritanya telah bergeser dari fakta yang sebenarnya (fact menjadi fiction). Lalu sejak film itu ditonton khalayak umum hingga sekarang persepsi tentang Si Pitung telah bergeser lagi.

Berita tentang Si Pitoeng kali pertama muncul pada tahun 1892. Surat kabar Bataviaasch nieuwsblad, 08-08-1892 memberitakan bahwa kemarin penduduk pribumi ditangkap karena pencurian, dengan berjudul “Salikoen alias Pitoeng dari Soekaboemie dan Saidie serta Tong”. Berita ini juga dilaporkan oleh surat kabar Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 08-08-1892.

Salinan berita itu adalah sebagai berikut (Bataviaasch nieuwsblad, 08-08-1892)
Salinan berita itu adalah sebagai berikut (Bataviaasch nieuwsblad, 08-08-1892)

Dalam berita tersebut, disebutkan Si Pitung, seorang pribumi dituduh mencuri, yang dilakukan beberapa waktu yang lalu terhadap Ny. DC di Kebon Djae–dan sejak buron hingga sehari sebelum kemarin kepala jaksa mengambilnya.

Polisi Master Cornelis telah menyelidiki di kediaman Pitoeng di Sukabumi, tetapi tanpa hasil. Polisi, yang tahu bahwa sesuatu harus ada di rumah, sekali lagi mengirim kepala dan wakil jaksa di sini, Raden Mas Prawira Diningrat dan Halied Ajoeb, dan wakil Schout Tanah Abang. Akhirnya mereka menemukan di bawah atap di dalam bambu f125.- dalam bentuk uang tunai.

Tempat persembunyiannya bagus dan hanya penyelidikan yang cermat yang mampu mengungkapkannya. Selain itu pencurian di rumah Ny DC, Pitung juga dituduh terlibat dalam perampokan di (rumah) Hadjie Sapioedin di kampung Maroenda (Meester Cornelis).

Si Pitung Penjahat Pro Rakyat

Surat kabar Bataviaasch nieuwsblad, 09-08-1892 memberitakan bahwa Pitoeng dapat ditangkap karena dia jatuh ke jerat. Asisten Residen di sini memerintahkan seorang mata-mata untuk membujuk Pitoeng agar membayar denda karena memiliki senjata api yang dimilikinya tanpa lisensi di kantor jaksa utama dan mereka ditangkap disana.

Selanjutnya, enam orang dari Meester Cornelis telah mengakui Pitoeng sebagai pemimpin perampokan di rumah Hadji Sapaoedin di Meroenda. Pitoeng juga mengakui pistol yang dimiliki berasal dari pencurian yang dilakukan di rumah Mr. F di land Grogol.

Pos terkait