Calon Kades Adu Magic?

SUKABUMI – Pemkab Sukabumi bakal menggelar pesta demokrasi besar pada 17 November mendatang. Ada 240 Kepala Desa (Kades) dari total 381 desa yang bakal berganti secara serentak (baca selengkapnya di grafis).

Berbagai cara tentu dilakukan para calon kades agar bisa terpilih. Mulai dari menyambangi tokoh pemuda, tokoh agama dan tak sedikit yang mendatangi paranormal (dukun).

Bacaan Lainnya

Salah satu calon Kades di Kecamatan Cikembar yang namanya enggan dikorankan, tak menapik fenomena tersebut. Menurutnya, banyak calon kades yang mendatangi paranormal dengan tujuan ingin berhasil menjadi Kades pada perhelatan nanti.

“Saya juga sudah banyak yang mengajak untuk mendatangi paranormal, dengan persyaratan harus memberikan mahar sampai jutaan rupiah,” akunya kepada Radar Sukabumi, (30/10).

Namun, ia tak tergiur dengan tawaran tersebut. Ia lebih memilih uang untuk mahar ini, diberikan kepada warga yang lebih membutuhkan bantuan. Seperti anak yatim, jompo dan membantu kebutuhan warga lainnya.

“Banyak sih calon kades yang mendatangi paranormal. Tapi kalau saya lebih memilih uangnya lebih baik diberikan kepada warga daripada dipakai untuk mahar,” imbuhnya.

Menanggapi fenomena tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi, Oman Komarudin memaparkan, pesta demokrasi ini selain rawan terlibat praktik politik uang, juga terdapat beberapa calon kades yang mendatangi paranormal (dukun,red) untuk meramal dan melancarkan hajatnya supaya berhasil menajadi kades terpilih.

“Memang saat ini, kami juga mendengar banyak calon kades yang datang ke paranormal. Bahkan, ada beberapa calon kades juga yang datang ke saya untuk meminta doa agar mereka menang dalam Pilkades nanti,” papar Oman.

MUI Kabupaten Sukabumi, sangat menyayangkan dengan sikap calon kades yang datang dan meminta bantuan kepada paranormal. Karena menurtunya, hal tersebut sangat bertentangan dengan aturan syariat Islam.

“Iya, kalau mau minta bantuan. Lebih baik langsung saja kepada Allah SWT melalui berdoa, membaca Al-Quran, sholat qiyamul lail. Karena sudah jelas bila kita meminta selain kepada Allah, namanya itu musyrik dan sangat bertentangan dengan Islam,” tandasnya.

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami pun tak ketinggalan ikut mengomentar fenomena tersebut. Menurutnya, hal tersebut dianggap tidak rasional. “Itu tidak rasional. Kita kembalikan kepada masyarakat yang menilai,” singkatnya. (bam/den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *