Ada Teriakan Minta Tolong dan Suara Kereta Tengah Malam, Sebelum Double Track Longsor

Petugas mengevakuasi pekerja proyek double track rel Kereta Api (KA) Bogor-Sukabumi, yang tertimbun longsor, Sabtu (16/11/2019) pagi.

BOGOR – Bencana longsor proyek double track PT KAI di Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, akhir pekan lalu menyisakan cerita mistis.

Usai kejadian yang menewaskan dua pekerja kontraktor itu, beredar gonjang ganjing mistis. Mulai dari tumbal hingga teriakan dan suara kereta melintas saat dua hari berturut-turut sebelum kejadian.

Bacaan Lainnya

Perbincangan itu masif terjadi dikalangan warga. Menjalar dari mulut ke mulut. Seperti yang terjadi di salah satu warumg kopi di bilangan Jalan Raya Cigombong Senin (18/11/2019).

Seisi warung kopi yang menjadi langganan para pekerja proyek itu masih sibuk membicarakan peristiwa yang terjadi dua hari silam. Mereka meyakini, selain faktor alam dan kontur tanah, juga ada unsur gaib yang terjadi di sana.

“Melas tenan yo. Kokone dadi tumbal. (kasian sekali ya. Kayaknya jadi tumbal),” samar terdengar perbincangan dua orang warga yang juga salah satu pekerja proyek.

“Iya, dimana-mana ada penunggunya. Apalagi ini di Stasiun Cigombong sampai perbatasan Sukabumi banyak yang jaganya. Biasanya sebelum proyek itu ada syukuran dulu. Kemarin gak ada. Jadi bisa saja minta tumbal,” timpalnya.

Selain itu, ia mengaku dua hari sebelumnya mendengar suara kereta lewat saat tengah malam. Yakni pada malam Jumat dan malam Sabtu. “Bisa tanya pak RT juga. Katanya kemarin juga ada suara teriakan sama suara kereta lewat. Padahal tengah malam,” tuturnya.

radarbogor.id pun mencoba menyambangi Suwardi (67) salah satu sesepuh dan juga ketua RT 02/07 Kampung Baru, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong yang tinggal di dekat rel kereta api Bogor-Sukabumi itu.

“Rumah saya persis di sisi rel deket kolong itu, kadang saya suka melihat embah-embah berdiri di situ (lokasi kejadian). Badanya tinggi besar. Tapi wallohualam, ” ungkap Suwardi saat ditemui radarbogor.id.

Ia menuturkan, beberapa hari sebelum kejadian semacam ada pertanda. Dengan jelas ia mendengar suara teriakan berkali-kali, lalu disusul dengan kereta lewat. “Saat saya lihat keluar sepi. Itu pas malam jumat,” tuturnya.

Sebelum kecelakaan yang menewaskan dua pekerja proyek double track Bogor-Sukabumi, ia menceritakan ada kecelakaan lain yang menewaskan seorang bocah warga setempat.

Pada Januari lalu, bocah laki-laki itu meninggal di lokasi proyek di Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Suwardi mengatakan dia sudah berulang kali memperingatkan kontraktor proyek strategis nasional itu untuk melakukan selamatan sebelum melaksanakan kegiatan.

“Ya bahasa kitanya, sowan atau numpang-numpang gitu. Tapi nggak pernah digubris. jawabnya itu hanya mitos dan gaib,” tuturnya.

Sementara itu Kasi Trantib Kecamatan Cigombong, Juhanda menuturkan, sudah biasa setiap peristiwa dikait-kaitkan dengan mistis.

“Ya ada aja cerita mistis yang bekembang di masyarakat. Soal kebenaranya kita juga tidak tahu. Namun fakta di lapangan karena kontur dan faktor alam,” tukasnya. (all)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *