Dudung Loncat ke PB PGRI

SELFIE: Ketum PB PGRI Pusat Prof Dr Unifah Rosyidi bersama tujuh Ketua PB PGRI Pusat dan para anggota.

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Struktur kepengurusan baru Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) periode 2019-2024 telah terbentuk saat Kongres PGRI ke-XXII di Jakarta, Jumat (5/7) lalu.

Selain terpilihnya kembali Prof Unifah Rosyidi sebagai Ketua Umum (Ketum) PGRI, dalam kongres itu muncul satu nama yang berasal dari Sukabumi yang didaulat menjadi Ketua PB PGRI. Dialah Dudung Nurullah Koswara, pria yang kini menjabat sebagai Ketua PGRI Kota Sukabumi. Hal itu tentunya mengejutkan banyak pihak, terutama pengurus di tubuh PGRI Kota Sukabumi sendiri.

Bacaan Lainnya

Meski begitu, bagi Dudung hal ini menjadi sebuah lompatan “karir” di PGRI yang tidak biasa. Di mana menurutnya, tradisi dalam organisasi PGRI diantaranya adalah berjenjang dan bertahap.

“Misalnya kalau ingin menjadi Ketua PB PGRI, maka harus menjadi pengurus di PGRI provinsi atau PB PGRI dahulu,” kata Dudung kepada Radar Sukabumi, kemarin (10/7).

Alur tersebut tidak terjadi pada dirinya. Padahal sebelumnya pria berkacamata itu digadang-gadang akan menjadi calon Ketua PGRI Provinsi Jawa Barat (Jabar). Tapi ternyata di kongres itu, Dudung mendapat dukungan dari sejumlah anggota PGRI daerah untuk mencalonkan diri di PB PGRI dan mendapat dukungan sebanyak 678 suara dari seluruh anggota PGRI di Indonesia.

“Alhamdulillah ini menjadi sebuah prestasi yang membanggakan sekaligus membawa nama harum Sukabumi, khususnya Kota Sukabumi, di mana salah satu pengurusnya bisa ikut gabung menjadi ketua pengurus PGRI pusat,” terangnya.

Baginya, kemenangan ini sebuah pencapaian yang luar biasa. Dudung berjanji akan mengemban tugas barunya itu secara total, wakaf diri dan fokus. Ia tidak mau bekerja asal-asalan atau numpang nama tanpa kerja.”Jadilah ketua atau pengurus yang benar-benar bangga, dan setiap hari berpikir tentang kemajuan organisasi,” katanya.
Selama menjadi Ketua PGRI Kota Sukabumi, Dudung mengklaim dirinya berhasil menghimpun kekuatan idealisme PGRI kota dan kabupaten seluruh Indonesia dalam wadah Forum Pimpinan PGRI Kokab seluruh Indonesia (FPPK).

“Forum ini terus menerus mengadakan pertemuan dan diskusi keorganisasian di berbagai tempat. Plus sangat masif di dunia maya semisal WA. Diskusi dan bahkan provokasi idelalisme ke PGRI terus dipompakan,” bebernya.

Terpilihnya Dudung sebagai Ketua FPPK menyebabkan dirinya dicalonkan sejumlah daerah.
“Saat itu sempat tak percaya diri, karena meliha saingannya yang begitu berat seperti Prof Sudarwan Danim (Ketua PGRI Provinsi Bengkulu), Prof Wasir Tahlib (Ketua PGRI Provinsi Sulawesi Selatan), Prof Samio (Ketua PGRI Kalimantan Barat), Widadi (Ketua PGRI Jawa Tengah) dan Edi Parmadi (Ketua PGRI Jabar),” paparnya.
Selain itu, dirinya menggagas aspirasi seluruh guru di Indonesia agar struktur inti PGRI mulai dari kota/kabupaten, provinsi dan pusat harus ada gurunya.”Karena organisasi PGRI bila dalam struktur pengurus intinya tidak ada guru sangat tak elok,”ulasnya.

Amanah dan substansi dari UURI No 14 Tahun 2005 harus difahami dengan bijak. PGRI “rasa guru” adalah sebuah keniscayaan. “Jika tidak, maka PGRI pelan-pelan akan ditinggalkan karena dianggap bukan rumahnya,” ulas guru SMAN 1 Kota Sukabumi itu.

Dudung masuk menjadi ketua di PGRI pusat mewakili entitas guru. “PGRI rasa guru adalah PGRI yang lebih mengerti apa yang menjadi harapan para guru daerah,” imbuhnya.

Dudung berharap PB PGRI ke depan akan lebih aspiratif, profesional dan mengerti apa yang diinginkan para guru seluruh Indonesia. Bahkan Dudung berharap Prof Unifah Rosyidi dapat masuk di kabinet baru Jokowi untuk menyelamatkan nasib guru.

“Beliau sangat, sangat layak dan pantas. Menteri pendidikan dari guru (PGRI) akan lebih berasa dan terasa gurunya,” tutupnya.

(wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *