Politik ‘Ngarambet’

Oleh: Handi Salam

*Redaktur di Radar Sukabumi

Bacaan Lainnya

‘KEKURANGAN uang adalah akar dari semua kejahatan’ George Bernard Shaw penulis asal Irlandia. Sabtu malam (9/2) kemarin saya diajak seorang teman untuk berlibur ke sekitar kawasan pegunungan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP), tadinya untuk camping ceria, namun sayang tidak jadi karena hujan. Disaat kami menunggu hujan reda untuk memastikan camping jadi atau tidaknya, kami bertemu dengan beberapa kalangan Advokat yang sangat faham tentang perpolitikan di Sukabumi ataupun di Indonesia.

Saking bagusnya kami berdikusi dibawah guyuran hujan malam minggu, saya menyimpulkan bahwa Politik ibarat pasar. Pasar bukan tempat bagus untuk hidup. Maksudnya hidup yang wajar. Banyak uang memang dari sana bisa dikeruk tapi jiwamu akan rusak. Begitulah kira-kira yang dirasakan para politikus saat ini.

“Kalau ingin masuk politik harus siap untuk hidup tak wajar, “kelakar salah satu advokat tersebut. Saya mendengar hal tersebut atara setuju dan tidak, mungkin ada benarnya juga atau hanya sebuah pendapat dari hasil pengamatan dirinya dilapangan.

Penulis asal inggris Charles Dickens pernah berkata “Jika tidak ada orang jahat, tidak akan ada pengacara yang baik”. Tapi pernyataan tersebut mungkin sulit digunakan bagi politikus, karena kita tidak tau mana politikus jahat dan mana politikus baik. Hampir sulit kita bisa menemukan seorang politikus yang benar-benar hidup dengan wajar, mereka tersandera oleh kepentingan kepentingan elit baik dari pusat ataupun daerah.

Berpolitik wajar saat ini penuh dengan tekanan. Jika melawan, tentu taruhannya jabatan. Jika menghiraukan perintah atasan, tentu ada konsekwensi. Jebolnya anggaran daerah hanya untuk penyambutan orang penting bukan rahasia umum katanya, ibarat menghaburkan uang rakyat untuk mendapatkan kucuran anggaran pusat adalah berpolitik wajar bagi mereka.

Saya hanya terheran-heran, mungkinkah politikus saat ini menjalani kehidupan dengan menjadi seorang pemimpi yang memiliki kehidupan ganda agar didepan masyarakat tetap terlihat wajar.

Saya rasa semua politisi itu pasti memiliki rasa ambisius dengan tanda kutip. Buktinya tidak ada yang merasa malu memasang foto gede-gede.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *