PSI: Saya Tahu Jokowi Punya Banyak Mata

Ketua Umum dan Sekjen PSI memastikan partainya tidak akan menyodorkan nama kadernya untuk duduk dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. (Dery/JawaPos.com)

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com– Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ketertarikannya jika kabinet yang ia pimpin bersama Ma’ruf Amin diisi oleh menteri dari kalangan milenial. Pernyataan itu dianggap sebagai ‘kode’ masuknya kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke dalam formasi kabinet baru.

Pasalnya, PSI selama ini selalu mengidentikan dirinya dengan label partai kalangan milenial. Bahkan, isunya ketua umum PSI Grace Natalie bakal digadang-gadang menjadi salah menteri pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

Bacaan Lainnya

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antono mengatakan, partainya tidak akan mengajukan kadernya ataupun ketua umumnya Grace Natalie untuk duduk di kabinet. Ia lebih memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.

”Saya tahu Pak Jokowi punya banyak mata-mata dan telinga. Biarkan merekam apa yang terbaik. Biarkan saja Pak Jokowi diberikan mandat untuk memilih yang terbaik,” ujar Antoni kepada JawaPos.com, Kamis (11/7).

Antoni juga menambahkan, partainya akan memberikan apresiasi setinggi-tinggi terhadap Presiden Jokowi yang ingin menempatkan milenial menjadi menteri di kabinetnya. Hal ini menurut Antoni, mengindikasikan bawah mantan wali kota Solo itu telah menunjukan kepeduliannya kepada generasi muda.

”Itu gagasan sangat brilian, menunjukan kepedulian Pak Jokowi kepada generasi muda sekaligus masa depan Indonesia. Jadi luar biasa ide itu datang dari seorang Presiden,” katanya.
Lebih lanjut, Antoni juga berharap Presiden Jokowi bisa merealisasikan wacana tersebut. Pasalnya memang sudah waktunya anak muda tampil untuk membantu Presiden Jokowi dalam memimpin bangsa ini lima tahun ke depan.

“ Saya berharap ide ini akan terealisasi. Bahwa nanti akan ada anak muda terbaik untuk mendapatkan kursi di kabinet,” ungkapnya.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, ada tantangan dari Presiden Jokowi dalam mengaet milenial menjadi pembantunya di kabinet. Karena bisa saja elite-elite politik yang lebih senior tidak rela. ”Tantangan dari menteri muda dari Jokowi ada hambatan psikologis misalnya kaum tua tidak rela adanya anak-anak muda,” kata Ujang.

Ujang menambahkan, Presiden Jokowi juga harus menempatkan menteri-menteri milenial ini dari kalangan profesional yang memiliki prestasi bagus. Bukan malah menampung dari partai politik yang belum jelas prestasinya. “Menteri yang memiliki prestasi yang tinggi jangan hanya disokong oleh partai. Itu yang harus dipikirkan ,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan ketertarikannya terhadap milenial untuk bisa membantunya di pemerintahan periode 2019-2024. Karena dia menginginkan orang yang energik dan cepat di pemerintahannya.
“Bisa saja ada menteri umur 20-25. Tapi harus mengerti manajerial, manajemen, mampu mengeksekusi program yang ada. Umur 30-an juga banyak. Karena saat ini dan ke depan perlu adanya orang-orang dinamis, fleksibel dan mampu mengikuti perubahan zaman,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.

(wan/jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *