Adjo Sedang Klimaks, EmHa Menunggu Bola Muntahan

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Konstelasi politik Pilkada Kabupaten Sukabumi 2020 sedang menggairahkan. Hal ini ditandai dengan terbentuknya Koalisi Nasionalis-Religius Menuju Sukabumi Unggul untuk memenangkan Adjo Sardjono menuju kursi F1.

Di sisi berseberangan, daya tarik calon petahana Marwan Hamami (EmHa) pun masih kuat dan sangat menjanjikan. Sehingga pertarungan antar kedua calon orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi yang berstatus petahana ini tampak kian menarik.

Bacaan Lainnya

“Apalagi manuver oposisi hari ini sedang mengalami titik kulminasinya, seolah mereka mencoba meneguhkan identitas Adjo Sardjono sebagai penantang kuat Marwan Hamami,” kata Direktur Eksekutif Lingkar Kajian Demokrasi M Tahsin Roy kepada Radarsukabumi.com, Senin (8/6/2020).

Pengamat politik Sukabumi itu pun mengemukakan analisanya terhadap dinamika Pilbup Sukabumi. Menurut dia, apa yang terjadi pada poros Adjo Sardjono yang kini resmi didukung oleh lima parpol yakni Gerindra, PKB, PPP, PDIP dan PAN adalah penanda bahwa duel politik yang seru akan dimulai.

“Tapi tantangan tersulitnya adalah jika lobi-lobi di tingkat elit partai itu tidak menemukan formula terutama menyangkut figur cawabupnya nanti. Dari beberapa partai saya kira yang bisa acceptable seperti PPP, PKB dan PDIP tapi bagi Gerindra dan PAN bagaimana?” ujar Roy.

Hadirnya koalisi lima parpol, kata Roy lagi, mungkin dapat ditafsir bahwa publik telah melihat soliditas yang terjadi di atas panggung oposisi. Akan tetapi para pendukung Adjo harus mencermati beberapa hal yang dapat menggoyahkan kesepakatan politik mereka.

“Tapi peta kekuatan lawan dan sejumlah faktor politik dinamis kontekstual juga berpotensi untuk meruntuhkan kesepakatan itu di menit-menit akhir.

Yang paling pentingkan bagaimana menyamakan persepsi. Dapet gak political chemistery-nya, kalau enggak ya bisa bubar balik kanan tuh,” papar Roy.

“Yang menarik adalah partai PKS kendati rekam jejaknya sebagai partai yang identik dengan real opposition political party, tapi hingga detik ini masih dalam posisi wait and see. So, jika PKS tidak menemukan gairah di kubu oposisi bukan tidak mungkin ia bisa berpaling ke petahana. Itulah jawaban mengapa kubu petahana hingga detik ini masih slow respon, kata lainnya mereka menunggu bola muntahan yang lepas dari tangkapan oposisi,” tuntas dia. (izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *