Ganjar Sebut Pondok Pesantren Pencetak SDM Unggul Indonesia

Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo saat berbicara dalam kunjungan ke Pondok Pesantren Nurul Huda, Setu, Kabupaten Bekasi, Kamis (14/12) malam lalu.

RADAR SUKABUMI – CALON presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo mengatakan, pondok pesantren memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa Indonesia dengan mencetak sumber daya manusia yang unggul. Hal ini disampaikan Ganjar saat mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Huda, Setu, Kabupaten Bekasi, Kamis (14/12) malam lalu.

Di hadapan para kiyai, ulama dan santri, Ganjar mengajak para santri yang belajar di pondok pesantren untuk tetap semangat menggapai cita-cita. Karena pendidikan pesantren tidak kalah dengan pendidikan umum lainnya. Bahkan Ganjar menegaskan bahwa santri harus merasa bangga karena banyak tokoh bangsa yang lahir dari pesantren.

Bacaan Lainnya

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu lantas bicara soal bagaimana menciptakan alumni pesantren yang hebat, yaitu melalui cara mendidik. Dia pun berdecak kagum karena Ponpes Nurul Huda disebut memiliki sejumlah alumni orang-orang hebat dengan berlatar pendidikan tinggi di kampus bergengsi.

“Tadi Pak Kyai sudah sampaikan. ‘Pak Ganjar, banyak lho lulusan sini yang sekolah di perguruan tinggi besar. Tadi cerita ada yang di UI, di UGM begitu ya? Itu luar biasa,” kata Ganjar saat berpidato di hadapan ratusan santri-santriwati Ponpes Nurul Huda,” kata Ganjar.

Maka, Ganjar turut menaruh harapan pada santri-santriwati yang masih menempuh pendidikan di pesantren. “Artinya, kalau kita melihat kondisi seperti itu, bersaing dengan pendidikan umum yang ada di luar sana, (pesantren) enggak kalah. Enggak kalah,” ucap Ganjar diiringi tepuk tangan hadirin.

Politikus PDIP ini kemudian bertanya pada para santri-santriwati tentang cita-cita mereka. Ganjar bertanya, adakah yang bercita-cita menjadi tentara, polisi, dokter hingga menjadi ustad/ustadzah. Dia pun mendukung apapun cita-cita yang ingin mereka gapai.

Kendati demikian, Ganjar berpesan agar seluruh santri-santriwati giat belajar dan berlatih. Apalagi, dia mengingatkan bahwa para santri masuk pesantren juga atas restu orangtua.

Kemudian, Ganjar mencontohkan sejumlah lulusan pesantren yang kini menjadi orang besar serta tokoh nasional di Indonesia. Dia pun menyebut nama Wakil Presiden Ma’ruf Amin hingga Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

“Yang jadi wapres juga ada kan hari ini (Ma’ruf Amin). Yang jadi presiden, Gusdur, jadi menteri wah, buanyak sekali yang asalnya lulusan pesantren,” tutur Ganjar.

Lalu, Ganjar juga menyebut mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau karib disapa Gus Yasin. Ganjar bahkan berkelakar bahwa Gus Yasin sudah “mondok” sejak lahir.

“Mondoknya sejak lahir. Sekolahnya tinggi pinter, ya Gus Yasin. Jadi wakil gubernur, hebat. Banyak kemudian pikiran-pikiran yang kita kembangkan dan saya belajar betul dari beliau,” terang dia.

Oleh karena itu, Ganjar juga berharap para santri tidak khawatir dan tidak hanya berkutat pada cita-cita ingin menjadi ustad atau ustadzah. “Memang kalau dari santri musti jadi ustad, ustadzah? Tidak selalu,” ungkap dia.

Dengan kunjungan itu Ganjar dan pihak pesantren menandatangani Piagam Perjuangan yang berisi komitmen agar pasangan Ganjar-Mahfud MD berupaya untuk memperjuangkan anggaran untuk kesejahteraan santri dan para pengajar pondok pesantren.

“Ada perhatian yang diharapkan pada pondok pesantren, khususnya soal pendidikannya, soal nasib pengajarnya, hak-hak ketenagakerjaannya, termasuk tentu saja pendapatan, kesehatan, saya kira semua masuk akal,” kata Ganjar.

Ganjar mengaku sudah bicara dengan kader PDI-Perjuangan yang juga anggota DPR Rieke Diah Pitaloka terkait kemungkinan mewujudkan harapan di piagam tersebut. Dia dan Rieke pun bersepakat bahwa anggaran pesantren untuk mewujudkan harapan tersebut bisa diperjuangkan.

“Ada politik legislasi dan anggaran yang memang itu (bisa) diperjuangkan. Saya kira tidak terlalu sulit, tapi saya sampaikan pada para pengasuh, yuk kita dorong ada standarisasi. Toh Undang-Undang pesantren juga sudah ada. Jadi inline sebenarnya,” tukas Ganjar. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *