Cek Profil 11 Panelis Debat Capres Pada 7 Januari Mendatang

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (tengah), dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) berpegangan tangan usai beradu gagasan dalam debat pertama capres Pemilu 2024 di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (Galih Pradipta)
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (tengah), dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) berpegangan tangan usai beradu gagasan dalam debat pertama capres Pemilu 2024 di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (Galih Pradipta)

JAKARTA — Menjelang debat kedua calon presiden (capres) yang digelar pada 7 Januari 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan 11 nama panelis yang akan merumuskan daftar pertanyaan terkait isu dari tema debat tersebut.

Para panelis merupakan pakar yang memiliki latar belakang dan kompetensi yang berkaitan erat dengan isu-isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan juga politik luar negeri.

Bacaan Lainnya

Para panelis tersebut bakal menjaga sawala atau debat capres selalu berada pada alur tema yang sudah ditentukan.

Kesebelas panelis itu sebagai berikut:

– Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fisipol Universitas Kristen Indonesia Prof. Angel Damayanti.

Mengutip laman website damayantiangel.wordpress.com, Damayanti disebutkan menempuh pendidikan sarjana di Universitas Kristen Indonesia (UKI). Dia kemudian melanjutkan pendidikan master di Universitas Indonesia.

Dia juga mengambil pendidikan master bidang Strategic Studies/International Studies dan Counter Terrorism di S. Rajaratnam School of International Studies, Graduate School of Nanyang Technological University Singapore.

Setelah itu, Angel melanjutkan pendidikan Doktor di National University of Singapore pada 2013 dan Institute of Post Graduate Studies, Universiti Sains Malaysia pada 2017.

Saat ini, Angel menjadi dosen Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UKI, dan juga dosen di Program Doktoral Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK). Selain itu, dia juga peneliti senior di Center for Security and Foreign Affairs (Cesfas) UKI.

– Dr Curie Maharani Savitri Phd

Berdasarkan informasi dari website ir.binus.ac.id, Curie merupakan dosen Hubungan Internasional sekaligus ahli kajian industri pertahanan dan alih teknologi Universitas Bina Nusantara (Binus).

Curie menerima gelar sarjana jurusan Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia pada 2002. Dia kemudian menempuh pendidikan S-2 dan memperoleh predikat cum laude di Institut Teknologi Bandung, Jurusan Manajemen Pertahanan pada 2007.

Selanjutnya, Curie juga menerima gelar Ph.D dalam Manajemen Pertahanan dan Kepemimpinan dari Cranfield University pada 2016.

Sebelum bergabung dengan Binus, Curie telah aktif menangani isu-isu manajemen pertahanan di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Sekolah Kajian Internasional S. Rajaratnam.

– Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Evi Fitriani.

Mengutip informasi dari website Departemen Hubungan Internasional FISIP UI, Evi Fitriani disebutkan menempuh pendidikan S-1 Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Evi kemudian memperoleh gelar magister dari Universitas Leeds dan dari Universitas Ohio, serta gelar doktor dari Universitas Nasional Australia.

– Prof Dr Hikmahanto Juwana.

Dikutip dari laman Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana merupakan Guru Besar Hukum Internasional di universitas tersebut. Dia juga merupakan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani.

Setelah meraih gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Hikmahanto kemudian memperoleh gelar magister hukum internasional dari Universitas Keio dan kemudian memperoleh gelar doktor dari Universitas Nottingham.

– Prof Dr I Made Andi Arsana PhD.

Andi merupakan ahli aspek geospasial hukum laut Universitas Gadjah Mada (UGM).

Mengutip laman website universitas tersebut, Andi Arsana juga merupakan dosen sekaligus peneliti di Departemen Geodesi UGM.

Dia memperoleh gelar Ph.D dari Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS) Universitas Wollongong.

– Prof Dr Ian Montatrama.

Ian merupakan dosen Program Studi Hubungan Internasional Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina.

Mengutip laman situs Universitas Pertamina, Ian menempuh pendidikan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1999.

Ia kemudian mengambil pendidikan Magister di European Business (M.E.B.), EDHEC Lille, Prancis pada 2000-2001, dan Program Pascasarjana dalam Strategi Perang Total (SPS) Universitas Pertahanan (Unhan).

Pada 2017, Ian memperoleh predikat cum laude atau dengan pujian saat menempuh pendidikan Program Doktor dalam Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran (UNPAD).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *