Peran Orang Tua dan Guru untuk Pendidikan Anak Disabilitas

ILUSTRASI: Anak berkebutuhan khusus.

RADARSUKABUMI.com – Marieska Harya Virdhani, JAKARTA

Siapapun anak memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Salah satu dari sepuluh hak anak, adalah memperoleh pendidikan yang memadai termasuk fasilitas, dan akses mendapatkan pendidikan. Termasuk mereka yang berkebutuhan khusus atau disabilitas.

Bacaan Lainnya

Sejalan dengan pesan Hari Anak Nasional (HAN), banyak sekolah inklusi saat ini semakin fokus dan komitmen memberikan fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus.

Psikolog Anak dan Keluarga Rosdiana Setyaningrum menjelaskan berbagai fasilitas yang bisa disediakan oleh lembaga pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Misalnya dari mulai fasilitas jalan di sekolah dengan pathway tersendiri hingga toilet dan segala ruang lainnya.

“Sehingga untuk anak yang memakai kursi roda bisa lebih mudah ya. Lalu kualitas guru-guru apalagi di sekolah inklusi lebih banyak diberikan pelatihan untuk mendidik ABK,” jelasnya Rosdiana di sela-sela konferensi pers, Selasa (23/7).

Untuk memberikan akses pendidikan bagi anak disabilitas, maka diperlukan komitmen dari pemerintah, masing-masing sekolah, guru, dan orang tua.

Pihak sekolah bisa dengan memberikan akses yang memadai dan melatih guru-guru secara khusus untuk mendidik siswa ABK. Sedangkan guru, bisa mengedukasi anak untuk saling menghargai sesama.

“Dan orang tua, wajib menemukan bakat anak. Sebab setiap anak pasti punya bakat yang beda. Apalagi ABK lebih spesial. Itu bisa mencegah anak disabilitas merasa minder menjadi percaya diri,” ungkapnya.

Dilansir dari Raising Children, Selasa (23/7), siswa disabilitas harus memiliki kesempatan dan pilihan pendidikan yang sama dengan semua siswa lainnya. Beberapa materi pendukung bisa disiapkan oleh setiap sekolah.

Pertama, buat kelompok pendukung. Di sini, bisa dibangun antara orang tua, guru dan perwakilan sekolah serta pihak profesional seperti pemerhati anak.

Tujuannya adalah memastikan semua berjalan untuk mendukung kebutuhan pendidikan anak. Grup harus bertemu secara teratur untuk merencanakan, mengimplementasikan, memantau, meninjau, mengevaluasi, dan menyesuaikan rencana pembelajaran individu anak.
Kedua, rencana belajar.

Bisa disusun seperti rencana penyesuaian atau modifikasi kurikulum pada kemampuan anak. Rencana tersebut harus melibatkan guru yang menyadari kekuatan dan kesulitan khusus anak Anda, sehingga ada laporan rutin atas perkembangan kemajuan anak.

Kemudian, dukungan lainnya. Jika anak disabilitas membutuhkan kebutuhan medis misalnya, perawatan, atau obat-obatan kebutuhan perawatan pribadi, kebutuhan makan dan toilet, sekolah harus mendiskusikan hal itu dengan orang tua. Salah satu cara lainnya juga dengan bantuan sesi terapi bagi anak bila dibutuhkan.

 

(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *