FSGI: Mendesak Keterampilan Berpikir Kritis

NET ILUSTRASI: Tahanan.

JAKARTA – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) prihatin seorang guru SMP menjadi tersangka kasus hoax tujuh kontainer suara suara tercoblos.

Guru tersebut mengajar di sebuah sekolah swasta di Cilegon, Banten. Bahkan diduga oknum guru ini merupakan simpatisan salah satu pasangan capres-cawapres.

Bacaan Lainnya

Catatan FSGI, Februari 2018 silam, juga ada oknum guru di Banten yang jadi tersangka karena menyebarkan hoax soal PKI. Begitu juga oknum dosen di Medan.

“Rentetan kasus oknum guru, termasuk dosen, yang menyebarluaskan berita hoax membuat keprihatinan yang mendalam bagi FSGI. Sebab guru dan dosen sejatinya adalah intelektual, yang lekat dengan nilai-nilai akademis, ilmiah, objektif, rasional dan kritis. Tapi yang terjadi justru sebaliknya,” ujar Wasekjen FSGI, Satriwan Salim dalam keterangannya, baru-baru ini.

Karena itulah FSGI mendesak pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) segera memberikan pelatihan keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang di dalamnya terdapat keterampilan berpikir kritis bagi para guru.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi ini kemudian sering disebut dengan High Order Thinking Skills/HOTS.
Satriwan menekankan, berpikir kritis tidak hanya ditujukan kepada siswa ketika Ujian Nasional, tetapi juga bagi para guru.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *