Sukses Agribisnis, Petani Muda Ikut Andil Membangun Pertanian

Sukses Agribisnis, Petani Muda

BOGOR – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menyelenggarakan Milenial Agriculture Forum (MAF) secara online pada Sabtu (4/11/2023) di Kampus Jurusan Pertanian yang menjadi edisi spesial, bertepatan dengan dilaksanakannya Milenial Indonesian Agropreneur 2023.

MAF kali ini hadir dengan tema ”Milenial Hadir Membangun Pertanian” yang menghadirkan narasumber para petani milenial yang luar biasa dan keren, Dienda Loraa Buana Petani Milenial Bawang Merah dan turunannya, dan Melisa Sabrine Sakul Petani Milenial Padi dan turunannya.

Bacaan Lainnya

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa generasi muda menjadi modal utama agen perubahan pertanian. Di tangan anak muda, pembangunan pertanian menjadi lebih cepat dengan berbagai potensi, daya kreativitas, kemampuan adaptasi teknologi, berpikir kritis, dan gebrakan inovasi yang dimiliki.

“Regenerasi petani itu adalah suatu keniscayaan regenerasi petani itu suatu keharusan, suatu negara yang telat, apalagi tidak melakukan regenerasi petani maka pembangunan pertaniannya akan terganggu,” kata Dedi.

Dedi menegaskan bahwa para petani milenial harus tetap semangat karena sesungguhnya semangat itulah kekuatan kita dan jika ditambah dengan kerjasama yang baik maka berbagai permasalahan terkait pertanian ini pasti dapat diatasi.

Dienda Lora Buana memaparkan perjalanan nya dalam merintis usahanya. Ia memilih usaha Bawang Merah karena memang daerah Brebes dikenal dengan komoditas bawang merahnya.

Ditambah sebanyak 30% kebutuhan nasional bawang merah di suplai dari Brebes. Tidak hanya itu, untuk wilayah Jawa Tengah suplai kebutuhan bawang merah bisa mencapai 60%. Berawal dari pangsa yang menggiurkan tersebut, akhirnya Dienda memilih untuk fokus di komoditas Bawang Merah.

Berbekal lahan dengan luasan 180 ha dan bekerjasama dengan kelompok tani Sido Makmur yang beranggotakan sebanyak 54 anggota, Dienda mulai mengembangkan bisnisnya hingga ke bagian hilir. Berbagai produk olahan seperti bawang goreng, bawang krispi, bawang merah kupas untuk industri, minyak bawang, bawang powder, dan pasta bawang merah sudah laris di pasaran.

Lain halnya dengan Melisa Sabrine Sakul, pemuda dari Sulawesi Utara ini dengan latar belakang sebelumnya adalah seorang pekerja kantoran yang memutuskan untuk pulang kampung dan memulai berwirausaha dengan mengangkat komoditas padi di daerahnya.

”Kabupaten Minahasa Selatan, kebetulan di kampung saya itu daerah sawah terbesar. Setelah kita panen raya kok ini tidak ada yang mau beli. Kalau stoknya menumpuk jadi tinggal tengkulak yang kasih harganya, jelas kan murah saya kepikiran gimana caranya agar produk lokal kita bisa terangkat nilainya, Kemudian saya berpikirlah kerjasama dengan petani-petani dan kemudian saya kemas dengan menarik agar bisa menarik pasar”, papar Melisa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *