Peneliti UGM Klaim Deteksi Gejala Sebelum Gempa M 5,6 di Cianjur, Begini Katanya

Seorang warga mencari barang
Seorang warga mencari barang yang bisa diselamatkan di Sarampad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022). Data dari BNPB mencatat pada hari keenam pascagempa bumi tim gabungan telah menemukan 318 korban jiwa serta 14 orang masih belum ditemukan sedangkan sebanyak 58.049 rumah rusak dan sebanyak 73.693 jiwa masih mengungsi. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/hp.)

YOGYAKARTA – Ketua Tim Peneliti Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol (SSTK) UGM Prof Sunarno bersama Tim Peneliti Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol (SSTK) Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengklaim telah mendeteksi gejala beberapa hari sebelum terjadi gempa berkekuatan magnitido 5,6 di Cianjur, Jawa Barat.

Ketua Tim Peneliti Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol (SSTK) UGM Prof Sunarno melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin, mengatakan gejala tersebut tertangkap melalui sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) gempa bumi yang dikembangkan dengan mengukur konsentrasi gas radon dan groundwater level 1-3.

Bacaan Lainnya

“Data pengukuran konsentrasi gas radon dilakukan mulai tanggal 1 November 2022 hingga tanggal 22 November 2022 di stasiun telemonitoring konsentrasi gas radon Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *