Pekerja Indonesia dibunuh Pria Bangladesh

Ilustrasi Pembunuhan.

RADARSUKABUMI.com – JAKARTA – Nasib kurang baik kembali dialami Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Dalam waktu yang berdekatan, dua PMI meninggal, masing-masing di Singapura dan Malaysia.

Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, kedua kasus tersebut sudah ditangani Kedutaan Besar RI di dua negara. Untuk kasus di Singapura, lanjutnya, KBRI setempat sudah menerima laporan pada tanggal 30 Desember 2018. Diketahui, PMI berinisial NWS itu berasal dari Indramayu, Jawa Barat.

Bacaan Lainnya

Pembunuhan, lanjutnya, terjadi di salah satu kamar di Hotel Dragon, Geylang, Singapura. “Jenazah saat ini dalam proses otopsi di Singapore General Hospital,” ujarnya, kemarin (2/1).

Usai mendapat laporan tersebut, lanjutnya, KBRI langsung melakukan koordinasi dengan Kepolisian Singapura. Tak butuh waktu lama, Kepolisian Singapura telah menangkap seorang pria berkewarganegaraan Banglades yang diduga terkait dengan kejadian tersebut.

“Kemlu telah menyampaikan informasi mengenai peristiwa tersebut kepada keluarga NWS di Indramayu,” imbuhnya. Setelah proses otopsi rampung, jenazah akan dipulangkan kepada keluarganya di Indramayu. Iqbal juga memastikan KBRI akan memantau penanganan kasus tersebut oleh otoritas setempat. Termasuk memastikan pemenuhan hak-hak almarhum di dalamnya.

Sementara untuk kasus di Malaysia, lanjut dia, KBRI Kuala Lumpur telah menerima laporan pada tanggal 1 Januari 2018. Hanya saja, baru diduga berkewarganegaraan Indonesia. Jenazah wanita yang bekerja sebagai sales took mebel itu ditemukan di sebuah rumah di Jalan Reko, Kajang, Malaysia dalam keadaan tangan terikat.

“Kewarganegaraan korban sejauh ini juga belum dapat dipastikan karena tidak ditemukan identitas apapun di lokasi kejadian,” ujarnya. Sementara informasi bahwa korban adalah WNI diperoleh dari tetangga. KBRI akan berkoordinasi dengan Kepolisian Malaysia guna mengklarifikasi status kewarganegaraan korban.

Sementara itu, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat mengatakan, saat ini tim satgas KBRI masih terus melakukan pengecekan. Menurutnya, terkait kewarganegaraan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. “Kami perlu hati-hati soal kewarganegaraan. Implikasinya banyak soalnya,” pungkasnya.

 

(far)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *