RADARSUKABUMI.com, SURABAYA – Pengurus Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) telah menyatakan sikap politik pada Pilpres 2019 mendatang. Ketua Tanfidziyah PW NU Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan, pihaknya tidak akan terlibat dalam mendukung pasangan capres manapun.
Namun, secara personal, PW NU Jatim mempersilakan seluruh jajaran pengurus maupun warga NU untuk menyukseskan pilpres. “Kalau dukungan PW NU pakai kop (secara resmi, Red), jelas tidak boleh,” kata Marzuki.
Mengenai keterlibatan para kiai dan tokoh NU di luar kapasitasnya sebagai pengurus organisasi, Marzuki menyebut itu hak mereka. “Bahkan, wajib untuk menyukseskan,” katanya.
Meski tak membeber secara gamblang, Marzuki menyatakan bahwa majunya Rais Am PB NU KH Ma’ruf Amin sebagai bacawapres membuat para tokoh-warga NU “wajib” menyukseskan pilpres.
Dia mengibaratkan saat ini Ma’ruf Amin sedang hajatan. “Gak pantes pas kiainya mantu, terus santrinya gak ngrewangi (Tidak pantas saat kiainya hajatan mantu, lalu santrinya tidak membantu, Red),” kata Marzuki.
Namun, Marzuki menegaskan bahwa dukungan terhadap capres-cawapres adalah urusan pribadi. “NU secara institusi tetap di tengah,” kata pengasuh Ponpes Sabilurrosyad, Gesek, Malang, itu.
Tak hanya itu, PW NU juga tetap mempersilakan pengurus maupun warga NU untuk mendukung kandidat pilihannya. Baik pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. “Kalau ada warga NU maupun pengurus yang tidak nyoblos kiainya, tidak ada sanksi,” katanya.
Kecuali, kata Marzuki, jika sikap politik warga NU dalam pilpres nanti berpotensi menimbulkan keributan atau konfrontasi. “Jadi, bukan memilih fulan yang dipersoalkan,” katanya.
Pada Senin malam lalu (3/9/2018), bacawapres KH Ma’ruf Amin bersilaturahmi ke PW NU Jatim. Selain berpamitan, dia meminta doa restu dan dukungan dari jajaran pengurus serta kiai sepuh.
(jpnn/izo)