Kisah Dua Anak Madrasah, Empat Hari Pacaran, Langsung Menikah

Suhaimi ingin membuktikan bahwa keputusannya menikah dini menjadi pilihan yang tepat. Dengan menikah dini itu, dia berharap bisa makin semangat bekerja.

Dengan menikah, dia berharap bisa menghindari dosa. Uang kebutuhan pernikahan diperoleh dari kantongnya sendiri. Tidak sampai menyusahkan orang tua, keluarga atau kerabat terdekat lainnya.

Bacaan Lainnya

“Maharnya uang Rp 2 juta, tanpa seperangkat alat salat,” cerita Suhaimi. Sedangkan uang untuk keluarga mempelai perempuan diberikan sebesar Rp 6 juta. Itu diluar uang untuk syukuran.

Karena pandemi Covid-19, dia memutuskan tidak ada acara resepsi, cukup dengan akad nikah saja. Sementara itu Nur Herawati mengaku akan setia untuk suami tercinta. Dia tidak ingin meniru kedua orang tuanya, yang bercerai. Dia ingin keluarganya tetap utuh.

Sementara itu, Rahimin, ibu dari Suhaimi berdoa, semoga kedua anaknya tersebut sakinah, mawadah dan warahmah, punya keturunan yang berbakti kepada orang tua, nusa dan bangsa, dan bermanfaat bagi masyarakat. (*/r5/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *