Ingin Sehatkan Ekonomi Nasional, Berdayakan UKM

Ketika Dokter-Dokter Dirikan Koperasi Syariah Berkah Medika Nusantara Dokter-dokter ini tak ingin menghabiskan waktu hanya untuk urusan medis.

Mereka ingin membantu meningkatkan perekonomian nasional. Karena itu, 170 dokter bergabung untuk mendirikan Koperasi Syariah Berkah Medika Nusantara.

DWI WAHYUNINGSIH

ADA 170 dokter yang bergabung dalam koperasi ini. Semuanya lulusan Universitas Airlangga (Unair). Mereka kini bekerja di berbagai wilayah di Indonesia.

Dokter Agustini Rizky Dhiniharia SpOG, ketua pengurus Koperasi Syariah Berkah Medika Nusantara, mengatakan, ide pendirian koperasi tersebut semula hanya beredar di kalangan anggota pengajian spesialis obgyn.

’’Waktu dilontarkan ke dokter-dokter lain, ternyata mereka tertarik.

Jadilah kita membuat koperasi ini,”

ujarnya pada acara pembukaan minimarket Koperasi Medika Sejahtera di Fakultas Kedokteran Unair, (9/11).
Minimarket itu memang hasil kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unair. Ide pertama tercetus pada Januari 2016.

Semua bermula dari keprihatinan mereka terhadap profesi dokter yang terlalu sibuk dengan urusan medis.

Selesai urusan di rumah sakit, para dok ter biasanya langsung pulang ke rumah untuk urusan pribadi.

Nah, sebagian dokter merasa sayang jika menghabiskan waktu dengan rutinitas tersebut. Padahal, dengan kemampuan yang dimiliki, baik tenaga maupun finansial, mereka bisa membantu lebih banyak orang. Karena itu, lahirlah ide untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan perekonomian rakyat.

’’Selama ini kan bantuan biasanya diberikan dalam bentuk jadi. Kami ti dak ingin seperti itu. Tetapi, lebih pada memberi umpan untuk pemberdayaan,” terang Prof Dr dr Budi Santoso SpOG (K), salah seorang pencetus ide koperasi.

Sebanyak 170 dokter dari berbagai daerah lantas berembuk. Kesibukan tentu menjadi kendala untuk bertemu. Untung, teknologi sudah canggih. Dengan

bantuan media sosial WhatsApp, diskusi pun berlangsung. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Maret lalu diputuskan membuat unit usaha simpan pinjam bagi usaha kecil menengah (UKM), gudang rabat, travel, dan minimarket.

Seperti koperasi lainnya, modal awal berasal dari iuran anggota. Selanjutnya, ada iuran wajib, iuran pokok, dan sumbangan sukarela.

Para anggota juga diwajibkan membeli kebutuhan sehari-hari di gudang rabat. Mereka telah bekerja sama dengan perempuan wirausaha (perwira) yang siap memasok sembako.

’’Pembukaan minimarket Koperasi Medika Sejahtera ini menjadi langkah awal kami. Ini wadah jika ada UKM yang ingin memasarkan produknya,” lanjut wakil dekan II Fakultas Kedokteran Unair tersebut.

Pada November ini mereka mendirikan Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Itu adalah lembaga keuangan mikro berbasis syariah.

Dengan BMT, para pelaku UKM bisa lebih terbantu. Mereka tidak lagi terjebak pada unit simpan pinjam dengan bunga besar.

Untuk tahap awal, simpan pinjam akan dimulai dengan nominal Rp 5 juta. Mereka juga menggandeng ahli ekonomi Andi Estetiono.

Dia didapuk sebagai general manager di Koperasi Berkah Media Nusantara. ’’Ini sesuatu yang bagus ya. Dokter tidak hanya menyehatkan fisik dan jiwa, tetapi juga membantu menyehatkan ekonomi,” ujarnya.

Andi menyebutkan, beberapa waktu lalu sudah ada salah satu UKM binaan pemkot yang ingin bekerja sama menjadi supplier di minimarket.

Untuk sementara, Koperasi Syariah Berkah Medika Nusantara hanya beroperasi di Surabaya. Namun, karena anggotanya tersebar di berbagai wilayah, termasuk Sulawesi dan Kalimantan, koperasi tersebut juga akan didirikan di berbagai daerah.

Sebab, target mereka adalah berkontribusi untuk peningkatan perekonomian nasional. (*/c7/oni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *