BNPT: Milenial jadi Sasaran Cuci Otak Radikalisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggencarkan program deradikalisasi untuk menekan paham radikalisme di Indonesia. (Jawa Pos Group)

JAKARTA— Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggencarkan program deradikalisasi untuk menekan paham radikalisme di Indonesia. Salah satunya, dengan cara melibatkan anak muda sebagai duta damai. Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan, di tengah perkembangan teknologi informasi saat ini, paham radikalisme semakin mudah berkembang. Sehingga, masyarakat dikhawatirkan terpapar dengan mudah.

“Program deradikalisasi termasuk kontranya. Kenapa kontra, kontra itu disiapkan untuk masyarakat kita yang belum terpapar sehingga dia punya daya tahan menghadapi globalisasi. Khususnya masalah di teknologi informasi digital yang luar biasa,” ujarnya saat ditemui dalam kegiatan rapat kerja BNPT di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, pada era globalisasi ini, generasi muda merupakan sasaran utama paham radikalisme. Modus dan caranya beragam. Pencucian otak atau brainwashing juga bisa terjadi melalui dunia maya. “Contohnya anak muda kita yang jadi sasaran brainwashing karena mereka dalam proses mencari jati diri tapi emosi tidak stabil. Mudah dipengaruhi,” ucap Suhardi.

Untuk itu, pihaknya sudah mulai merekrut para milenial untuk menjadi duta damai. Mereka bertugas menyampaikan paham-paham kedamaian dan anti radikalisme dengan bahasa yang bisa menjangkau generasi milenial itu sendiri. “Kami mengkreasikan nerekrut itu puluhan bahkan ratusan anak muda dari seluruh provinsi Indonesia itu menjadi duta damai. Tugasnya apa, mendesiminasi paham-paham anti radikal dan paham kedamaian dengan bahasa milenial. Itu perintah,” tegas dia.

Suhardi menyampaikan, saat ini duta damai sudah tersebar di 13 provinsi tanah air dan berjumlah 780 orang. Perekrutan akan terus berlanjut pada 2019 ini. “Kami lanjutkan lagi tahun ini sehingga betul-betul anak muda kita itu bisa punya daya tahan menghadapi serangan-serangan provokasi daripada paham-paham radikalisme,” pungkasnya.

 

(jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *