Fahmi Antisipasi Bonus Demografi 2030

alikota Sukabumi, Achmad Fahmi me-launching dan sosialisasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) tingkat Kota Sukabumi di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi. Foto:ist

GUNUNGPUYUH – Upaya dalam menghadapi bonus demografi yang diperdiksi 2030 mendatang, Pemerintah Kota Sukabumi melakukan antisipasi dengan me-launching dan sosialisasi sekolah siaga kependudukan (SSK) tingkat Kota Sukabumi di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi.

” Indonesia masuk bonus demografi di 2030. Artinya, di mana usia produktif 15 hingga 64 tahun lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Meski masih lama sekitar 11 tahun lagi, akan tetapi kalau tidak diantisipasi sekarang berdampak pada masalah sosial, ekonomi kemasyarakatan yang luar biasa,” tandas Walikota Sukabumi Achmad Fahmi.

Bacaan Lainnya

Fahmi mengatakan, bonus demografi bukan hanya jumlah usia produktif naik tapi masalah pekerjaan. Bila kesediaan lapangan kerja lebih sedikit dibanding jumlah penduduk akan jadi masalah dan berdampak pada kesejahteraan.

“ Misalnya kalau orang banyak tidak bekerja dan tidak sejahtera mengarah pada kriminalitas ini harus diantisipasi. Terlebih di era Revolusi Industri 4.0, beberapa ke tahun ke depan pelayanan publik di pemerintah tidak menggunakan manusia karena robotic governmnet sehingga luar biasa tantangan ke depan.

Sehingga, digulirkan sekolah siaga kependudkan dalam rangka mengantisipasi 2030 karena tantangan ke depan jauh lebih rumit dibandingkan saat ini. ” bebernya.

Dalam rangka menghadapi hal itu lahir SSK agar diintegrasikan pembelajaranya di sekolah bukan hanya akademik tapi berhubungan dengan kependudukan, keluarga, termasuk kapan menikah.

Menurut Fahmi, ada tagline dalam konteks SSK. Pertama saya sadar atau i aware terkait mengenai lerkembangan jumlah penduduk dunia termasuk Sukabumi. Luas kota 48,02 km dengan jumlah penduduk 323 ribu penduduk sangat padat. ” Kami berharap SSK membuat kita menjadi sadar dengan pertumbuhan penduduk,” kata Fahmi.

Di mana makin banyak penduduk berpengaruh pada permukiman dan terkait sanitasi yang harus disiapkan Kedua I care atau saya peduli, meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada kesejahteraan kalau ingin keluarga atur usia pernikahan dan atur kelahiran.

Terakhir ketiga i do atau apa yang saya lakukan yakni aksi nyata perubahan pola hidup rencanakan masa depan. Pemkot ungkap Fahmi, berharap dengan pencanangan ini menyadarkan kepada warga dan pelajar pentingnya dampak kependudukan dan bisa disampaikan kepda yang lain pentingnya isu kependudukan.” Sehingga bonus demografi bisa berdampak positif pada kemajuan bangsa,”

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2KBP3APM) Kota Sukabumi Nuraeni Komarudin menambahkan, pada saat ini Indonesia memasuki fenomena kependudukan bonus demografi. Di mana jumlah penduduk usia produktif usia 15 usia 64 tahun proporsinya lebih dari 50 persen dibandingkan kelompok non usia produktif yaitu 0-14 tahun dan di atas usia 65 tahun.

” Oleh karenanga harus disiapkan generasi berkualitas agar tenaga kerja mampu membawa keberkahan bukan malah bencana bagi negera,” katanya.

Memasuki era bonus demografi dengan pendidikan kependudukan kepada generasi muda terutama siswa di sekolah agar menyadari melimpah tenaga kerja akan mendorong mereka tumbuh dan berkembang menjadi generasi penerus berkualitas yang memiliki pemahaman dan sikap berperilaku wawasan kependudukan.

Pemerintah melalui sekolah siaga kependudukan, adalah sekolah mengiintegrasikan pendidikan kependudukan dan KB ke dalam mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran. Di dalamnya ada pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik membentuk generasi keluarga berencana agar memahami isu kependudukan integrasi ke dalam pelajaran. (cr1/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *