Keluarga Minta Bisa Dipulangkan

SUKABUMI – Enam warga Kampung Cipelang Gede RT 2/12, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh yang sebelumnya hilang kontak setelah gempa berkekuatan 7,4 dan disusul tsunami di Kota Palu dan Donggala pada Jumat lalu, akhirnya dikabarkan selamat.

Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, keenam warga Kota merupakan satu keluarga. Mulai dari, Yoyom Yuliawati (60), Selvi Yulianti (32), Ria Aryani (29), Aira (7), Kirana (5) dan Renata (3).

Bacaan Lainnya

Satu hari setelah bencana tersebut terjadi, pihak keluarga yang berada di Kota Sukabumi sempat panik karena semua alat komunikasi milik keluarganya yang berada di Kota Palu itu tidak bisa di hubungi. Namun kabar baik datang tidak lama kemudian, dan diketahui seluruh keluarganya selamat dan mengungsi di dataran tinggi.

Dicky Permana (45), keluarga korban yang berada di Kota Sukabumi mengungkapkan, sesaat setelah mendengar kabar bencana gempa yang disusul tsunami, dirinya langsung bergegas menghubungi seluruh anggota keluarganya. Hingga akhirnya, setelah semua nomor kontak dihubungi, salah satu anggota keluarganya mengabarkan selamat dan sudah mengungsi.

“Kemungkinan besar, sat awal-awal dihubungi itu semua sinyal komunikasi terganggu sehingga menghambat. Tapi, keesokan harinya saya mendapat kabar bahwa semua keluarga selamat dan mengungsi di dataran tinggi tepatnya di Lorong Simaja 1, Kota Palu, Sulawesi Tengah,” jelasnya, kemarin (30/9).

Dicky juga menceritakan, saat kejadian berlangsung semua anggota keluarganya tengah berada dirumah. Saat itu, dari keterangan Ria Aryani (29), adik Dicky, semua anggota keluarga berlarian keluar rumah saat diguncang gempa.

“Dari cerita adik saya, dirinya tengah menjemur pakaian. Setelah gempa mulai terasa, semua anggota keluarga langsung berhamburan keluar rumah. Rumah adik saya pun hancur, begitu pun lainnya dan jalan-jalan amblas hingga terbelah,” cerita Dicky.

Adapun tsunami yang datang pasca gempa menggoyang, lanjut Dicky, tidak menjangkau rumah keluarganya tersebut. Karena, jarak dari bibir pantai ke rumah mencapai 800 meter, sedangkan tsunami hanya mengahancurkan rumah, gedung dan yang lainnya pada jarak 300 meter dari bibir pantai. “Informasi terakhir, semua belum meninggalkan tempat pengungsian karena masih dihantui trauma. Sementara untuk memenuhi kebutuhan, mereka (korba) iuran,” lanjutnya.

Dirinya berharap, Pemkot Sukabumi dapat memfasilitasi kepulangan enam anggota keluarga tersebut. Terlebih, kondisi Yoyom (ibunya) saat ini tengah dalam keadaan sakit. “Kami berharap ada solusi dari pemerintah. Tidak lupa kami juga memohon doa agar semua anggota keluarga selamat dan kembali bisa berkumpul,” pinta Dicky.

Sementara itu, Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi yang langsung menyambangi kediaman keluarga korban mengaku masih cukup mengalami kesulitan komunikasi dengan pemerintah Kota Palu. Kendati demikian, pihaknya juga telah mengirimkan relawan ke lokasi bencana tersebut. “Kami masih terus berusaha untuk melakukan komunikasi dengan pemerintah setempat. 15 relawan juga sudah meminta izin untuk berangkat. Untuk sementara, kondisi disana masih tertutup, akses dan alat komunikasi pun mengalami gangguan,” bebernya.

Fahmi menjamin, Pemerintah Kota Sukabumi bakal berupaya sebaik mungkin untuk membantu seluruh korban, khususnya warga Kota Sukabumi yang berada di Palu. “Pastinya (membantu korba). Seperti yang telah biasa kami lakukan membantu sesama. Kami akan bantu mobilisasinya, khususnya korban asal Kota Sukabumi ini,” tambahnya.

 

(upi/e)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *