Cabe Rawit Merah Mulai Stabil

Salah seorang penjual cabe di salah satu pasar tradisional Kota Sukabumi saat menunggu pembeli.

CIKOLE, RADARSUKABUMI.com – Harga cabe rawit merah di sejumlah pasar tradisional Kota Sukabumi berangsur mulai turun ke angka Rp 72 ribu dalam setiap kilogramnya. Pekan-pekan sebelumnya, harga bahan utama sambal ini tembus hingga Rp 90 ribu per kilogramnya.

Data yang didapat Radar Sukabumi DARI Dinas Koperasi, Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota Suakbumi, hasil monitoring bahan-bahan pokok dan penting belum lama ini menunjukan harga komoditas jenis Cabe TW. Rp. 32.000/kilogram, Cabe hijau besar Rp.38.000/kilogram, Cabe lokal. Rp. 38.000/kilogram, Cabe keriting merah Rp 40.000/kilogram, Cabe keriting hijau Rp.38.000/kilogram, Cabe rawit hijau Rp 32.000/kilogram dan Cabe rawit merah Rp.72.000/kilogram.

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota Sukabumi, Heri Sihombing menjelaskan, harga komoditas jenis cabe mengalami penurunan dalam pekan ini. Penyebabnya, pasokan yang berangsur pulih berdampak pada harga. “Ya, pekan ini harga cabe merah yang sebelumya dijual hingga Rp 90 ribu perkilogramya turun ke angka Rp 72 ribu perkilogramya. Faktornya, karena pasokan mulai normal tidak seperti bebrpaa pekan-pekan kebelakang,” jelasnya kepada Radar Sukabumi saat dihubungi, kemarin (1/9).

Sementara itu, untuk komoditas dan barang-barang penting pokok lainnya relatif stabil. Baik dari harga, persediaan dan distribusinya. Namun begitu, pihanya terus melakukan monitoring di semua pasar tradisional dan modern di Kota Sukabumi. “Untuk komoditas lain kami rasa cukup stabil, ada kenaikan dan penurunan. Tapi, tadina begitu signifikan. Tentunya, kami terus pantau dilapangan,” ujarnya.

Sementara itu, Sri Rahayu salah seorang pembeli asal Kota Sukabumi mengaku, harga cabe rawit merah yang mulai turun tersebut harus benar-benar dipastikan sesuai dengan fakta penjualan di lapangan. “Ya, memang sudah turun dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumya. Tapi, pemerintah harus tetap monitor, karena memang tidak jarang penjual menjualnya dengan harga yang lebih tinggi lagi,” pungkasnya.

 

(upi/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *