Bertengkar di Kelas, Guru Pukul Murid dengan LKS, Berujung Islah

Orangtua murid bersama pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Anggota DPRD Kota Sukabumi saat meminta klarifikasi kasus pemukulan guru menggunakan LKS.

SUKABUMI – Orangtua murid kelas III SDN Benteng 3 Kota Sukabumi mendatangi sekolah untuk mengklarifikasi terkait dugaan kekerasan kepada sejumlah murid. Persoalan itu bermula, saat seorang guru berinisial EP menegur sejumlah murid yang terlihat gaduh di dalam kelas.

Saat itu, guru yang berstatus honorer tersebut sempat memukulkan buku LKS ke bagian leher murid tersebut dan menekan bagian kepalanya. Kasus itu terjadi pada hari Senin (27/1) saat para pelajar akan pulang sekolah.

Bacaan Lainnya

Tak terima diperlakukan seperti itu, sejumlah anak melaporkan kejadian tersebut kepada orangtuanya, sehingga keesokan harinya atau Selasa (28/1). Para orangtua mendatangi sekolah bersama unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta salah satu anggota Dewan.

Salah seorang orangtua murid, Dadan Sugiarto mengatakan saat pulang sekolah, Ia menerima laporan putranya yang duduk di kelas III kena pukul gurunya, lantaran terlihat gaduh di dalam kelas.

“Katanya anak-anak yang ribut dijajarin dan dipukul dengan LKS satu kali,” ujar Dadan kepada awak media.

Terkait kasus yang menimpa anaknya ini, Ia akan menyerahkan sepenuhnya kepada yang lebih berkepentingan. “Terserah Abah aja (Tatan Kustandi, red),” akunya.

Dikonformasi terpisah, EP mengakui adanya tindakan pemukulan yang dilakukan kepada anak didiknya tersebut. Menurut dia, tindak yang dilakukannya tidak seperti yang disangkakan orang kepadanya.

“Saya hanya memukul bagian bawah leher dengan LKS dan menekan bagian kepala, “aku EP. Ia pun mengaku salah dan khilaf dengan kasus ini. Untuk itu, dirinya meminta maaf kepada orangtua murid dan semua pihak yang terlibat.

Sementara itu, Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Dudi Fathul Djawad mengaku setelah mendengarkan informasi dari berbagai pihak akhirnya permasalahan ini bisa terselesaikan dengan islah.

Para orang tua sudah legowo untuk memaafkan kesalahan guru tersebut. Begitupun dengan guru yang bersangkutan mengakui kesalahannya.

“Alhamdulilah sudah ada kesepakatan islah, dan guru bersangkutan untuk sementara ingin menenangkan hati dulu, artinya ada kesadaran dari untuk mundur sementara dari kegiatan proses mengajar,” akunya.

Kedepannya, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada guru-guru di Kota Sukabumi melalui kepala Sekolah.

Agar permasalahan seperti ini tidak akan terjadi kembali. “Ini harus menjadi cambukan bagi guru agar jangan sampai terjadi kembali tindakan yang konyol. Guru harus bisa menyayangi anak muridnya seperti anak sendiri,” katanya.

Anggota DPRD Kota Sukabumi Tatan Kustandi mengatakan perilaku yang dilakukan oleh oknum guru tersebut memang tidak wajar. Semestinya ada cara lain untuk menghadapi murid bukan dengan penamparan atau kekerasan.

“Memang guru itu mengakui dengan alasan anak-anak ini bermain tidak karuan. Tapi cara yang mendidiknya itu yang salah,” terang dia.

Orang tua korban penamparan terserbut meminta agar guru terserbut untuk dipindahkan dari sini. Kalaupun memang tidak dipindahkan, mereka akan membuat laporan ke kepolisian.

” Orang tua pada laporan ke saya, saya pun menahan mereka. Dikhawatirkan nanti masyarakat yang menghukum dan alhamdulillah perkara ini selesai,” jelasnya.

Ditempat terpisah, Wakil Ketua PGRI Kecamatan Warudoyong, M Taufik Hidayat meminta semua pihak bisa mengambil pelajaran dari kasus ini dan tidak ada yang menyudutkan satu pihak.

Menurut dia, meski tindak yang dilakukan guru kurang tepat, namun hal ini harus dilihat dari berbabagi sudut pandang. “Kita harus seimbang dan jangan langsung main mengeluarkan tindakan. Saya sudah mendapatkan laporannya dan sudah klarifikasi,” terang Taufik.

Disinggung soal pemindahan dan pemberhentian guru tersebut, Taufik menegaskan agar tidak ada tindakan sepihak, apalagi yang bersangkutan masih berstatus guru honorer.

“Kasian juga dia (RP, red). Untuk makan dan menghidupi kelurganya dari mengajar ini. Mari berfikir jernih dan lebih bijak,” pungkasnya. (cr1/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *