Pentingnya Menjaga Kesehatan Lambung dan Cara Mengatasinya

dr. Cecep Chandra Supriadi
dr. Cecep Chandra Supriadi Dokter Internsip RSI Assyifa November 2022 – November 2023

Bismillahirrahmaanirrahim, Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal gastritis atau sakit maag akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi.

Bacaan Lainnya

Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian.

Gastritis fungsional merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan.

Gastritis adalah radang pada jaringan dinding lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan-makanan terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi penyebab yang lain termasuk alkohol, aspirin, refluk empedu atau terapi radiasi.

Gastritis terdiri dari dua tipe yaitu gastritis akut dan gastritis kronis.

Faktor penyebab gastritis akut dan gastritis kronis adalah pola makan yang tidak teratur, konsumsi obat penghilang nyeri jangka panjang, konsumsi kopi, teh, alkohol, merokok, stres fisik, stres psikologis, kelainan autoimun, chrone disease, penyakit bile reflux, infeksi bakteri, dan penyakit lain seperti HIV/AIDS, infeksi parasit dan gagal hati atau ginjal.

Masih banyak masyarakat yang tidak tau mengenai makanan dan minuman apa saja yang dapat meningkatkan asam lambung. Serta ada juga masyarakat yang sudah mengetahui akan tetapi masih tetap tidak menghindari makanan dan minuman yg dapat meningkatkan asam lambung.

Kemudian cara untuk mencegah dan meminimalisir gejala terjadinya gastritis apa saja sih?

Yaitu dengan cara merubah gaya hidup, seperti, pertama, menjalani pola makan yang sehat, makanlah sedikit demi sedikit dan kunyah makanan secara perlahan agar tekstur makanannya halus sebelum di makan.

Dan yang paling penting hindari makanan yang berlemak, karena proses penghancuran makanan yang di proses oleh lambung akan semakin lama sehingga terjadilah peningkatan asam lambung, kemudian makanan pedas, serta minuman bersoda, kafein (kopi, teh, dan minuman berenergi), minuman beralkohol dan berhentilah meroko.

Dua mempertahankan berat badan ideal, berat badan yang berlebihan atau disebut obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya sindrom dispepsia dikarenakan dapat meningkatkan tekanan intraabdomen.

Oleh karena itu saya sarankan untuk menurunkan berat badan apabila anda kelebihan berat badan atau obesitas.

Tiga, berolahraga secara teratur, olahraga secara teratur dapat membantu anda menjaga kesehatan badan dan berat badan ideal, memaksimalkan metabolisme tubuh, serta membantu kinerja organ pencernaan. Akan tetapi kawan – kawan, jangan langsung berolahraga setelah makan yahhh.

Empat, menghindari kebiaasan berbaring setelah makan, kenapa tidak boleh berbaring setelah makan? Dikarenakan lambung perlu waktu untuk mencerna makanannya dan mengosongkan makanan dari dalam lambung, apabila langsung berbaring setelah makan maka akan terjadi gaya dorongan isi lambung ke daerah kerongkongan sehingga bisa menyebabkan katup esophagus (pintu yang menghubungkan lambung ke esophagus) terdorong sehingga makanan akan keluar masuk dan akan menyebabkan komplikasi yang lebih lanjut yaitu GERD dengan gejalanya berupa rasa terbakar di dada.

Lima, mengurangi stress, stress yang berlebihan dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga memicu terjadinya gejala sindrom dispepsia. Nahhh jadi temen – temen sebaiknya mengelola stress ini dengan baik, contohnya seperti menjalani hobi atau kegiatan yang disukai, agar tidak stress dalam bekerja. Enam, menggunakan obat–obatan.

Nah, teman–teman salah satu tahap akhirnya yaitu dengan cara mengkonsumsi obat–obatan selain dengan cara merubah pola hidup.

Obat golongan antasida biasanya digunakan untuk gejala sindrom dispepsia yang ringan yang dijual bebas dan bisa didapatkan tanpa resep dokter, kemudian ada juga obat golongan H2 reseptor (ranitidine, cimetidine) dan golongan PPI contohnya (lansoprazole dan omeprazole) untuk untuk mengurangi produksi asam lambung dan obat penghambat pompa proton untuk menurunkan kadar asam lambung dan meredakan gejala.

Dengan penanganan yang tepat, sindrom dispepsia biasanya bisa diringankan. Namun, Anda perlu waspada jika sindrom dispepsia muncul disertai dengan beberapa keluhan lain, misalnya muntah darah, sulit menelan, BAB berwarna hitam, dan berat badan turun drastis tanpa penyebab yang jelas.

Gejala tersebut mungkin menandakan bahwa sindrom dispepsia yang Anda alami disebabkan oleh kondisi medis yang serius dan perlu mendapatkan penanganan dari dokter. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *