Kerokan, Amankah untuk Kesehatan

Oleh : Gema Kriesma, AMKep
Petugas Promkes PKM Limbangan

Kerokan merupakan salah satu terapi tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia saat masuk angin.

Bacaan Lainnya

Amankah untuk kesehatan?

Kerokan dipercaya ampuh menangani masalah masuk angin oleh masyarakat awam karena adanya sensasi relaksasi pada tubuh. Hal ini dirasa membantu mengendurkan otot-otot yang terasa tegang. Setelah kerokan, area yang dikerok akan tampak memar dan berwarna kemerahan.

Area itu akan terasa lebih hangat dari bagian tubuh lainnya, sehingga membuat tubuh akan terasa lebih relaks dan nyaman. Hal ini disebabkan oleh suatu zat endorphin yang keluar dari proses kerokan tersebut.

Budaya kerokan sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu, kerokan tidak hanya popular di Indonesia tetapi juga di negara Asia lainnya seperti Tiongkok. Karena sudah lama juga dikenal di Tiongkok dengan istilah Gua Sha.

Terapi ini tidak menghilang seiring perkembangan zaman karena dianggap terapi yang memberikan manfaat saat kondisi tubuh sedang tidak nyaman dan murah.

Perubahan tubuh setelah kerokan

Dari sisi kesehatan, kerokan sudah dibuktikan melalui beberapa penelitian, salah satunya dilakukan oleh seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. DR. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK., MM, MKes.

Berdasarkan ilmu kedokteran, kemerahan yang muncul di kulit saat kerokan disebabkan oleh melebar atau pembuluh darah kecil (kapiler) di kulit akibat goresan. Melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah.

Hasil penelitian juga menunjukkan ada tiga perubahan di dalam tubuh setelah dilakukan proses kerokan. Berikut ini perubahannya.

  1. Perubahan kadar endorphin
    Terdapat peningkatan kadar endorphin pada orang-orang yang sudah dikerok, rasa nyaman setelah dikerok serta tubuh terasa lebih segar.
  2. Perubahan kadar prostaglandin
    Penurunan kadar prostaglandin dapat menurunkan rasa nyeri di otot.
  3. Perubahan kadar interleukin dan komplemen Ci dan C3
    Terdapat perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan. Hal yang harus diperhatikan setelah kerokan

Adanya beberapa manfaat di atas terkait kenyamanan tubuh dan berkurang rasa nyeri di otot juga perlu diperhatikan beberapa hal saat melakukan kerokan.

Setelah kerokan sebaiknya tidak mandi. Hal ini disebabkan saat kerokan kondisi kulit di area kerokan menjadi panas sehingga jika langsung mandi tubuh akan mengalami perubahan suhu yang drastis dalam waktu singkat dan ini tidak baik untuk kesehatan tubuh.

Hindari kerokan di area leher bagian depan. Hal ini dikarenakan di area leher depan terdapat otot, saraf dan tulang untuk pernapasan dan akan berbahaya jika rutin dilakukan

Logam kerokan harus bersih. Hal ini untuk mengurangi risiko terjadinya pertukaran kuman di dalam logam ke dalam kulit karena saat kerokan terjadi pembuluh darah akan melebar, terbuka dan kulit sedikit terkikis.

Selain memperhatikan beberapa hal di atas, ada beberapa gangguan kesehatan yang tidak disarankan untuk melakukan tindakan kerokan sebagai berikut ini.

1.Memiliki riwayat menjalankan prosedur operasi.
2.Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah.
3.Mengonsumsi obat pengencer darah,
4.Menderita penyakit leukimia.

Kerokan jika dilakukan dengan benar akan memberikan berbagai manfaat bagi tubuh. Namun, memang saat ini masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat yang efektif bagi kesehatan.

Perlu diingat pula, untuk menghindari penyebaran penyakit, sebaiknya selalu ganti alat kerokan Anda. Hindari menggunakan alat yang sama, apalagi kalau logam yang Anda gunakan bekas digunakan oleh orang lain.

Jika setelah kerokan kondisi kesehatan Anda tidak membaik, sebaiknya harus segera konsultasi lanjut ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan diberikan terapi yang optimal sesuai kondisi Anda saat ini. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *