Hadapi Covid-19 dengan Mental dan Jiwa Covid

Dra. Rati Badriyati, S.Psi
Dra. Rati Badriyati, S.Psi Psikolog RS Islam Assyifa

RADAR SUKABUMI – Dua tahun lamanya kita diterjang wabah Covid-19. Banyak peristiwa yang menyentuh fisik dan psikologis diri kita. Kita rasakan suatu hal yang tidak menyenangkan, kecemasan, kebahagiaan, kepanikan, keputussasaan dan lainnya.

Saya Rati BadriyatiS. Psi.Psikolog Klinis, Psikolog Di RS Islam Assyifa, mari sama-sama kita hadapi Covid-19 dengan Mental dan Jiwa COVID. Judul atau tema ini terinspirasi dari rekan sekaligus guru saya seorang psikolog yaitu Kang Asep KhairuL Ghani (webinarrhimpsi,2020). Saya bagikan ini untuk jadikan Covid dalam diri rekan ini suatu Jiwa Covid dan Mental Covid.

Bacaan Lainnya

C adalah dari kata Calm YourSelf artinya tenangkan diri atau Bahasa gaulnya santai atau santuy. Setiap hal-hal yang hadir pada diri kita, maknai suatu hal-hal, infomasi apapun yang kita peroleh atau hadir di luar diri kita dan dalam diri kita maknai dengan positif dan baik. Atau santai aja atau “B” aja.

Jikalau terjadi pad diri kita missal kabar hasil labortoriu positif Covid-19 yah, maknai semua sebagai suatu hal yang baru, namun ditambah dengan pengetahuan yang baik tentang pencegahannya, penanggulangannya, penyelesaian masalah pada ahlinya. Hindari katanya, kata ini, lebih baik cari ahlinya.

O adalah Open to Right Informasi, artinya terbuka pada suatu informasi yang benar. Maksudnya hindari dan jauhi segera informasi yang HOAx dan tidak benar. Segera cari informasi pada ahlinya.

Dan hindari pemaknaan sendiri atau menyimpulkan sendiri yang tidak tahu kebenarannya. Informasi yang benar saat ini adalah lakukan PROKES yaitu Pakai masker, Mencuci tangan dengan air mengalir, jaga jarak, hindari kerumunan. Mohon banyak link informasi update di rumah sakit Islam Assyifa. Dengan bismillah kami siap melayani anda.

V adalah Value Your wellbeing, artinya Hargai kesejahteraanmu, maksudnya kesempatan anda untuk memperhatikan diri sendiri menjadi sejahtera dan Bahagia. Saat diri kita terpapar positif covid, mulailah hargai diri kita dihinggapi makhluk palingkecil yang kasatmata ini hadir dalam diri kita, seperti kita kehadiran tamu asing yang tidak tahu tujuannya baik atau buruk dengan diberikan jamuan-jamun yang baik.

Sama seperti kita untuk kesejahteraan kita juga berikan jamuan sebagai penghargaan tertinggi saat terpapar positif covid dengan senantiasa memperhatikan Kesehatan tubuh kita agar kuat system imun kita dengan menghargai diri kita dengan berjemur, menghindari kontak dengan yang sehat, terus komunikasi dengan tetap perhatikan Prokes. Hargai diri untuk diri kita Bahagia dan sejahtera.

I adalah Improve Coping Behavior, artinya meningkatkan perilaku baik memperoleh solusi yang baik. Salah satunya tetap melaksanakan Prokes : memakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, sering mencuci tangan dengan air mengalair dan lainnya.

Hal in berbeda dengan Parno atau curiga. Kecurrigaan bukan sebagai hal yang buruk, tapi ntuk hal yang baik dengan senantiasa penghargaan tertinggi bagi diri kita untuk berperilaku baik dengan prokes dan ramah dalam sosialisasi meski prokesnya hindari kerumunan.

D adalah Design Your Happiness, artnya Rancang kebahagian anda. Kebahagian adalah tujuan bergerak. Saat terpapar positif covid-19, mulainya kita menerima kehadira. Covid , dengan afirmasi “terimakasih covid-19 hadir saat ini membuat saya cemas,panik dan sesak…dan mulai sekarang saya punya tujuan untuk sembuh dan Bahagia, dengan melaksanakan arahan ahli Kesehatan atau tenaga Kesehatan lainnya.

Kesembuhan adalah kebahagiaan yaitu target bergerak…artinya perilaku sikap kita dirancang dengan cara yang mulai dengan tumbuhkan RASA CINTA(Daniel Goleman, 2002) apaitu,

1. Penerimaan (nerima covid hadir dalam diri kita),

2. Percaya (hargai diri kita positif dan baik iatu segera sembuh sambil berdo’a dan melaksanakan prokes),

3. Yakin wabah Covid-19akan berlalu dan yakin diri akan sembuh dan Bahagia.

4. Kebaikan hati ,saat terpapar jaga jarak, tetap berinteraksi untuk butuh bantuan dan butuh kesejahteraan dari orang sekitar,

5. Bakti pada diri sendiri untuk melakukan sikap sehat, persahabatan dalam sangka saling tolong menolong. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *