Perusahaan Batu Kapur Disoal

CIKEMBAR – Aktivitas tambang dan pengolahan batu kapur, di Kampung Ciangsana, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar menuai protes dari warga dua kecamatan. Pasalnya, perusahaan yang sudah beroperasi puluhan tahun itu diduga telah mencemari lingkungan. Warga pun berharap pemerintah segera turun tangan menyikapi persoalan ini.

Pantauan Radar Sukabumi, setiap kali perusahaan melakukan pembakaran, nampak kepulan asap hitam keluar dari cerobong perusahaan kapur itu. Asap hitam itu diduga kuat berasal dari bahan bakar berupa ban bekas yang digunakan pihak perusahaan. Selain berdampak pada lingkungan, juga jarak pandang pengendara terganggu akibat asap tersebut.

Bacaan Lainnya

Seorang warga Kampung Tanjungsari, RT 2/13, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Hendra (51) mengatakan, perusahaan batu kapur yang berada di perbatasan Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar dengan Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak ini, jika tengah melakukan pembakaran, kepulan asap hitamnya selalu dikhawatirkan warga berdampak buruk terhdap kesehatan.

“Meski jarak lokasi tambang dengan pemukiman penduduk sekitar 1 Km, tetapi saat pakaian warga yang tengah dijemur di pakarangan rumah, pasti akan kotor akibat debu dan kepulan asap itu. Selebihnya yang kami khawatirkan itu soal kesehatan,” bebernya.

Hal senada, dikatakan Asep (31), warga Kampung Ciangsana, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar. Ia menjelaskan, warga Kampung Ciangsana bukan hanya mempersoalkan terkait kepulan asap yang keluar dari cerobong pembakaran batu kapur, tetapi juga soal aktivitas tambang batu kapur yang menggunakan bahan peledak. “Pada waktu subuh, perusahaan itu menggunakan bahan peledak seperti dinamit, kami tentunya yang dekat jaraknya merasa terganggu,” paparnya.

Ia pun berharap, pemerintah daerah dapat segera turun tangan menyikapi persoalan ini. Jika dibiarkan, dikhawatirkan dapat mengancam kesehatan warga. “Saya mohon pemerintah dapat segera melihat secara langsung dampak yang dirasakan dari aktivitas perusahaan batu kapur ini. Kalau dulu saya melihat perusahaan ini melakukan tambangnya secara manual atau menggunakan alat berat berupa eksapator. Nah, kalau sekarang mereka menggunakan dinamit,” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *