Penampakan Retakan Tanah di Desa Mekarsari Nyalindung yang Semakin Meluas 

TERDAMPAK : Seorang warga Kampung Jati, RT (05/04) Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Tini (53) saat menunjukan rumahnya yang terdampak retakan tanah.(FOTO : DENDI/RADAR SUKABUMI) 
TERDAMPAK : Seorang warga Kampung Jati, RT (05/04) Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Tini (53) saat menunjukan rumahnya yang terdampak retakan tanah.(FOTO : DENDI/RADAR SUKABUMI) 

SUKABUMI — Hujan deras dengan intensitas tinggi, menyebabkan bencana retakan tanah yang menerjang wilayah Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, terus meluas.

Kepala Desa Mekarsari, Muhammad Ilham Maulana Kodratullah kepada Radar Sukabumi mengatakan, bencana retakan tanah yang awalnya terjadi pada tahun 2021 lalu itu, kini masih berlangsung.

Bacaan Lainnya

Retakan tanah yang memporak-porandakan puluhan rumah penduduk dan merusak lahan pertanian warga di desa tersebut, kini semakin meluas, seiring dengan intensitas curhan hujan yang tinggi.

“Iya, beberapa hari lalu ada laporan ke desa, katanya ada tiga rumah warga yang rusak dan nyaris roboh, tepatnya di Kampung Jati dan Kampung Caringin. Itu kejadian saat hujan deras pada Sabtu (24/02),” kata Muhammad Ilham Maulana Kodratullah kepada Radar Sukabumi pada Senin (26/02).

Saat melakukan peninjauan lapangan, kata Muhammad Ilham, daerah Kampung Caringin dan Kampung Jati, kontruksi tanahnya sangat labih. Sehingga, saat diguyur hujan deras, tanahnya kembali bergerak hingga merusak rumah penduduk.

“Upaya dari desa, kita hanya bisa mempersiapkan pahitnya, jika nanti terjadi lagi bencana pergeseran tanah, memang kita harus ada tenda antisipasi, terus juga harus kita persiapkan juga tenda siaga di sana. Mudah-mudahan saya berharap sih tidak sampai terjadi lagi bencana pada 2021 itu,” tandasnya.

Sebab itu, ia bersama warga terdampak bencana retakan tanah di wilayah yang tengah dipimpinya itu, berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi hingga pemerintah pusat, dapat serius menangani persoalan pasca bencana. Khususnya, dalam rencana pembangunan hunian tetap (huntap) bagi para penyintas yang sudah dijanjikan pemerintah.

“Harapannya, mudah-mudahan ke depan karena situasi saat ini intensitas hujannya terus meningkat, semoga huntap-nya segera dibangun. Karena, kalau terkatung-katung seperti ini kasian warga kami, belum punya rumah akibat bencana alam itu,” bebernya.

Sementara itu, salah seorang warga Kampung Jati, RT 05/RW 04, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Tini (53) kepada Radar Sukabumi mengatakan, pihaknya membenarkan bahwa bencana retakan tanah yang terjadi pada 2021 lalu itu, masih terus berlangsung retakannya hingga saat ini.

“Iya, itu rumah saya pada Sabtu (24/02) kemarin, rusak pada bagian ubinnya, retakannya memang cukup panjang bisa sampai 50 meteran. Itu kejadiannya, memang lagi hujan deras yah,” katanya.

Saat hujan deras, ia bersama keluarganya kerap dihantui rasa cemas. Lantaran, dikhawatirkan kembali terjadi bencana susulan.

“Iya, kalau hujan saya pasti pindah ke rumah tetangga, itu sebagian peralatan rumah juga sudah kami evakuasi kemarin. Karena, takut ambruk rumahnya,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *