Bupati Sukabumi  Angkat Bicara Terkait Tambang Emas Ilegal Makan Korban

Bupari Sukabumi Marwan Hamami
Bupari Sukabumi Marwan Hamami

PALABUHANRATU – Soal tambang ilegal yang masih beroperasi dan memakan korban jiwa hingga meninggal dunia, Bupati Sukabumi Marwan Hamami minta kesadaran semua pihak.

Pasalnya kata Bupati Sukabumi, dengan adanya tambang ilegal tersebut, sedikit banyak akan berdampak dengan kondisi pariwisata curug dimana airnya sungai menjadi kotor dan keruh, terlebih saat musim hujan.

Bacaan Lainnya

“Persoalan juga di situ pencemaran, itu sampai ke Ciwaru, air laut kaya bajigur (kotor- red) pariwisata mau maju gimana, mereka (para penambang- red) harus nya sadar bareng karena hidup itu bukan hanya mereka sendiri, banyak yang terdampak mulai dari hulu ke hilir,” ungkap Marwan. Jumat, (19/5).

BACA JUGA:Makan Korban, Lokasi Tambang Ilegal di Ciemas Sukabumi Dibubarkan, Bekas Galian Dibakar

Namun begitu, Bupati Sukabumi menjelaskan tidak bisa serta merta melakukan tindakan secara hukum, karena diakuinya memang setiap manusia butuh hidup dan kehidupan, hanya saja dalam melakukan aktivitas seharusnya memperhatikan keselamatan.

“Dibawa penegakan secara hukum kan itu rakyat butuh hidup, tidak di tegakan aturan gimana, seraba salah, maka bantu lah sama sama media untuk mensosialisasikan safety tambang harus nya ikut diperhatikan,” jelasnya.

Bupati Sukabumi mengaku sudah hapal kondisi tambang emas yang baik, karena sekitar tahun 1970 sering ikut mengirim bahan bakar ke tambang emas di Cikotok tepatnya di Cirotan, dimana didalam lorong tambang terpasanga kayu kayu keras sebagai penyangga.

“Saya sudah hapal cara nambang itu gimana jalannya, di Cikotok di Cirotan itu kayu penyangga lorong mereka menggunkan kayu Hantaran, kayu Puspa dan kayu kayu keras, ini disini hanya pakai bambu,” terangnya.

BACA JUGA: Lagi, Satu Penambang Emas Ilegal di Ciemas Sukabumi Tewas Tertimbun

“Tapi kan kalau untuk isi perut mah, tidak memikirkan nyawa, nyawa seperti tidak di hargaan sama orang lain, berat sebenarnya, kita sudah mempersempit itu dengan tambang rakyat di tempat kan di satu wilayah itu di perkebunan yang habis masanya kemudian ada penyisihan, eh muncul lagi di tempat lain, itu semuanya penambang warga Sukabumi, kita mau tidak mau harus menerima dampaknya,” sambungnya.

Bupati Sukabumi kembali menegaskan, pemerintah sudah melakukan upaya dengan adanya tambang rakyat, namun karena memang kebutuhan dan napsu para penambang ilegal tersebut tidak lagi mengutamakan faktor keamanannya.

“Orang yang mengkoodinir tidak melihat keselamatan orang orang yang dibawah lobang, saya sudah pernah masuk, yang saya takutkan lagi bolongan bolongan dibiarkan sesudahnya, coba kalau ada orang yang lagi ngambil rumput jalan kesitu, tiba tiba masuk lobang dan tidak ada yang tahu, karena mereka tidak melakukan reklamasi lagi lobangnya,” tandas Bupati Sukabumi . (Ndi).

Pos terkait