Pelaku Usaha Budidaya Ikan Rugi

Pelaku usaha budidaya ikan nila, Apan Supandi (60) nampak lesu melihat hasil usahanya tidak maksimal.

CISAAT – Pelaku usaha budidaya ikan nila di Kampung Cibaraja, Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat mengaku rugi hingga 58 persen dari penghasilan biasanya. Kerugian ini mereka alami akibat pasokan air berkurang semenjak musim kemarau melanda seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi.

Informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, pada setiap kali panen ikan, pelaku usaha biasanya meraup kuntungan sampai diangka Rp6 juta. Namun semenjak pasokan air berkurang, pendapatan mereka pun turun diangka Rp2,5 juta.

Bacaan Lainnya

“Kalau dihitung dari biaya produksi, hasil Rp2,5 juta ini tidak cukup untuk menutup biaya itu. Ya rugi,” ujar pelaku usaha budidaya ikan setempat, Uus (30) kepada Radar Sukabumi, kemarin.

Menurut Uus, turunnya penghasilan ini akibat banyak benih ikan yang mati lantaran kekurangan air. Upaya perbaikan saluran air pun sudah dilakukan, namun tetap saja air yang mengalir tidak maksimal. “Debit air yang berkurang mempengaruhi hasil produksi. Banyak ikan kami yang mati,” akunya.

Ia pun berharap, hujan bisa segera turun agar mata pencahariannya bisa kembali maju dan berkembang. Terlebih lagi, Uus mengaku tidak memiliki keahlian lain selain budidaya ikan.

“Usaha ini sudah sejak dulu saya geluti, tidak bisa melakukan kegiatan lain. Saya berharap hujan bisa segera turun agar air bisa kembali normal,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Apan Supandi (60). Apan mengaku setiap panen biasanya dalam satu kolam bisa menghasilkan ikan seberat 2,5 kwintal. Namun semenjak pasokan air berkurang, hasil panennya turun drastis, hanya diangka satu kwintal.

“Hasil budidaya ikan pada saat ini merosot tajam, akibat kesulitan air. Banyak bibit ikan yang tidak bisa tumbuh dengan baik. Biasanya, dari 5 liter bibit itu menghasilkan 250 kilogram ikan, tapi saat ini paling hanya 100 kilogram saja,” kata Apan.

Menurutnya, dengan keterbatasan air tentunya berdampak buruk bagi tumbuh kembangnya ikan. Lantaran, pertumbuhan ikan ini sangat dipengaruhi oleh air sehingga jika airnya minim otomatis bibit ikan sulit untuk tumbuh baik.

“Ya, kalau semakin banyak air sudah pasti bibit ikan cepat tumbuh. Sebaliknya, ketika air sulit pertumbuhan ikan juga akan terganggu dan akhirnya hasil pun tidak maksimal,” paparnya.

Selain ikan sulit bertumbuh kembang, sambung Apan, dengan minimnya air ini membuat kematian ikan sangat tinggi. “Saya sudah 12 tahun berbudidaya ikan nila ini. Kalau airnya tidak mengalir sudah pasti akan banyak ikan yang mati.

Kalau musim kemaraukan sudah pasti airnya tidak dialirkan sehingga banyak ikan yang mabuk dan akhirnya mati,” tandasnya. Diakuinya, kesulitan air ini sudah dialami para pelaku bididaya ikan ini hampir selama lima bulan sehingga sudah dua musim panenpun mengalami kerugian. “Panen ikan itu dua bulan sekali. Jadi sudah dua kali panen selalu rugi,” ucapnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *