Pelajar Jepang Belajar Pertanian di Cikembar

Camat Cikembar, Tamtam Alamsyah saat menyambut puluhan siswa dari SMA Hamamatsu Jepang di aula Desa/Kecamatan Cikembar.

CIKEMBAR— Belasan siswa dari tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Hamamatsu Jepang, melakukan kunjungan ke wilayah Kecamatan Cikembar untuk belajar soal pengembangan bidang pertanian, kemarin (3/12).

Camat Cikembar, Tamtam Alamsyah mengatakan, kedatangan belasan siswa dari Jepang ini, merupakan salah satu program sekolahnya untuk mengetahui pengembangan bidang pertanian di Organization for Industrial and Cultural Advancement (OISCA) yang berada di wilayah Kampung Ciangsana, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar.

Bacaan Lainnya

“Sebanyak 18 siswa dan tujuh guru pendamping dari SMA Jepang datang ke sini. Mereka akan belajar soal pengembangan pertanian selama 10 hari di sini. Seperti pertanian padi, sayuran organik dan lainnya,” jelas Tamtam kepada Radar Sukabumi usai menerima kunjungan belasan siswa Jepang di aula Desa/Kecamatan Cikembar, kemarin (3/12).

Puluhan siswa dari Jepang ini, sambung Tamtam, sengaja datang ke OISCA Cikembar. Lantaran, OISCA Cikembar merupakan suatu organisasi International nir laba yang berpusat di Jepang dan memiliki banyak cabang yang tersebar diberbagai negara terutama di kawasan Asia Pasifik dan Amerika latin.

“OISCA yang berada di wilayah Kecamatan Cikembar ini, sangat maju dan berkempang pesat. Untuk itu, puluhan siswa dari Jepang ini langsung datang ke sini untuk melihat secara langsung soal tata cara pengembangan bidang pertanian,” ujarnya.

Menurut Tamtam, keberadaan OISCA di Cikembar telah memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan bidang pertanian. Salah satunya, mereka telah membentuk dan membina Kelompok wanita Tani (KWT) yang tersebar di beberapa desa yang ada di wilayah Kecamatan Cikembar.

Sehingga roda pertanian di wilayah tersebut dapat berkembang pesat. “Disamping melatih dan membina KWT dalam bidang pertanjan. Seperti tanaman dalam pot dan memanfaatkan lahan perkarangan, mereka juga menerapkan sistem pertaninan organik. Contohnya, tanaman bayam, tomat, cabai dan lainnya,” imbuhnya.

Selain membina para KWT, ujar Tamtam, OISCA Cikembar juga memperlombakan para KWT yang ada di setiap desa mengenai pengembangan pertaniannya. “Bagi KWT yang berhasil menjadi juara, mereka biasanya di bawa untuk study banding ke Jepang,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *