Melihat Penarik Nayor yang Masih Bertahan di Cibadak

BEROPERASI : Salah satu kendaraan tradisional Nanyor pada saat akan menarik penumpangnya.

Dulu Kesohor, Kini Kejar Setoran Hingga ‘Pengkor’

SALAH satu ikon cibadak yang sampai hari ini bertahan adalah Nayor. Kendaraan tradisional Nayor Merupakan kendaraan transportasi yang ada sejak zaman penjajahan ini pernah kesohor dan primadona dizamannya. Namun, nasibnya kini tidak sebaik sejarahnya, bagaimana nasibnya saat ini, berikut liputannya.

Bacaan Lainnya

Laporan : Handi Salam-Sukabumi

Suara hentakan sepatu kuda yang dihasilkan dari kendaraan tradisional Nayor Cibadak nyaris jarang terdengar. Kini suara tersebut beralih dengan suara kendaraan bermotor yang memadati jalanan Cibadak. Nayor sejatinya ‘bermesraan’ dengan jalan Cibadak sejak jaman jepang. Namun, saat ini kemesraan Nayor seaakan terkalahkan oleh motor dan angkutan perkotaan lainnya.

Sejarah mencatat, bahwa kata Nayor berawal dari kata sunda ‘Ngagayor’ (berat kebelakang red) hingga akhirnya terkenal. Salah satu keturanan pencipta nama Nayor Abdul Rojak menyebutkan bahwa awal kata Nayor berawal dari tiga orang yang mecetuskannya hingga kemudian orang sekitaran Cibadak mempergunakannya sebagai alat tranportasi saat itu.

“Ya jelas dizamannya kendaraan ini menjadi primadona dan diminati. Bahkan tahun 90an, banyak orang kampung yang ekonominya sudah mapan sengaja ke Cibadak itu hanya untuk naik Nayor. Ya liburan kalau sekarang mah, tapi saat ini lihat saja orang sudah tidak melirik lagi keberadan Nayor, dan bahkan mungkin akan segera dimusiumkan, “jelas Umar (70) yang merupakan saksi hidup keberadaan Nayor

Disisi lain, sebetulnya Nayor sejalan dengan waktu pernah mengalami beberapa modifikasi dengan memakai roda empat. Namun, karena tidak sesuai dengan harapan penciptanya ‘Ngagayor’ maka dirubah kembali menjadi roda dua.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *