SUKABUMI – Sekira tiga hektare lahan pesawahan warga di wilayah Desa Gunungguruh, Kecamatan Gunungguruh, terancam tidak teraliri air.
Pasalnya, saluran irigasi yang berada di Kampung Jajaway, RT 54/11, Desa Desa Gunungguruh, Kecamatan Gunungguruh, terputus setelah diterjang bencana longsor.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kecamatan Gunungguruh, Ade Suparman mengatakan, bencana longsor yang terjadi pada Senin 14 Maret 2022 pukul 16.00 WIB mengakibatkan tebing longsor. Dampaknya, saluran irigasi yang lokasinya berdekatan dengan tebing tersebut terputus sepanjang 7 meter dengan lebar 1 meter dan tinggi 1,2 meter.
“Akibat kerusakan saluran irigasi itu, telah mengancam lahan pesawahan warga seluas tiga hektare tidak bisa teraliri air. Lantaran, saluran igirasinya terputus,” kata Ade Suparman kepada Radar Sukabumi, Selasa (15/03).
Selain merusak saluran irigasi, sambung Ade Suparman, bencana longsor juga merusak lahan pesawahan warga milik Ateng rusak. Lantaran, material longsoran dari tebing menutupi lahan pesawahannya seluas 50 meter persegi.
“Kalau untuk korban jiwa maupun korban luka-luka tidak ada. Hanya saja, longsoran itu, merusak saluran irigasi dan sebagian lahan pesawahan warga setemapat,” imbuhnya.
Setelah mengetahui kejadian tersebut, P2BK Kecamatan Gunungguruh langsung melakukan koordinasi dengan Babinsa, Babinmas, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Gunungguruh dan dparatur desa setempat guna melakukan pendataan serta memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada.
“Cuaca ekstrem saat ini, berpotensi akan terjadinya bencana alam, mulai dari banjir, longsor dan puting beliung. Untuk meminimalisir terjadinya resiko bencana alam, kami terus tidak henti-hentinya mengedukasi warga agar tetap waspada pada musim hujan saat ini,” pungkasnya. (Den/d)
