CIAMBAR– Ratusan Kepala Keluarga yang ada di dua kecamatan mulai mengalami kesulitan air bersih. Warga yang ada di Desa Nagrak Utara Kecamatan Nagrak dan Kecamatan Ciambar harus harus rela menempuh jarak cukup jauh untuk mendapatkan air bersih.
Endi (30), salah seorang warga Kampung Ciganas Desa Munjul, Kecamatan Ciambar mengaku, sejak musim kemarau cukup lama melanda daerahnya ini. Sumur milik warga mengering. Dengan begitu, dirinya terpaksa harus rela berjalan jauh dan antre untuk mendapatkan air. “Setiap musim kemarau, hal ini biasa kami lakukan. Soalnya, jika tidak begini mau dari mana lagi untuk menutupi kebutuhan air setiap harinya, perjalan cukup jauh hampir satu kilo,”akunya kepada koran ini, kemarin (9/7).
Selain jaraknya yang cukup jauh, warga juga harus rela antre karena nyaris ratusan kepala keluarga mengandalkan sumber air yang dekat dengan pabrik olahan ubi itu. Bahkan, dirinya kerap berangkat dini hari untuk mendapatkan air. “Sumber air itu menjadi andalan untuk saat ini, karena di daerah yang dekat tidak ada. Ya kalau bisa sih, pemerintah mengupayakan agar ada sumur bor atau fasilitas lainnya supaya kami tidak terlalu jauh,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Nagrak Utara, Basroh Ramdansyah mengungkapkan, kesulitan air di musim kemarau ini telah menjadi pekerjaan rumah lama baginya. Hanya saja, untuk mempersiapkan sarana air bersih itu harus mengocek anggaran yang cukup besar. “Ya, kami sudah ajukan kepada Pemerintah Daerah maupun Provinsi, semoga saja dalam waktu yang dekat dapat terealisasi sehingga warga tidak lagi kesulitan air,” tambahnya.
Ditempat terpisah, Camat Ciambar, Wawan Saputra mengakui, jika didaerahnya, sedikitnya ada 30 kepala keluarga yang mengalami kesulitan air bersih. Pihaknya juga mengklaim, bakal mengecek lokasi itu dan mengusulkan kepada pemerintah daerah. “Ya benar, nanti kami akan segera cek bagaimana kondisi dan memikirkan olui terbaik bagi masyarakat untuk mendapatkan air di musim kemarau ini,” pungkasnya. (Cr15/d)
