Proyek Trotoar Jalan Nasional Disoal

RADARSUKABUMI.com – SUKABUMI– Pembangunan dan penataan trotoar yang dilakukan oleh pemerintah, dinilai tidak oftimal. Kurangnya memberikan nyaman kepada pejalan kaki menjadi penyebabnya. Salah satu yang melakukan sorotan adalah Sukabumi Crisis Centre (SCC).

Manager SCC, Heri Hermawan memaparkan, trotoar merupakan salah satu fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana yang dikatakan dalam Pasal 45 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dalam pasal 131 ayat (1) disebutkan ketersediaan fasilitas trotoar merupakan hak pejalan kaki.

Bacaan Lainnya

“Artinya, trotoar diperuntukkan untuk pejalan kaki, bukan untuk orang pribadi, apalagi aktivitas ekonomi seperti warung, bengkel dan bangunan lainnya. Di sinilah pemda wajib hadir, mensejahtrakan masyarakatnya agar tidak berjualan di trotoar,”kata Heri kepada koran ini, kemarin (5/9).

Heri menilai, Pemda sejauh ini gagal mengatur ketertiban dan kenyamanan trotoar dalam mendukung hak pejalan kaki. Alih fungsi trotoar sepanjang jalur Cicurug-Cibadak, misalnya, masih terlihat sehingga menyebabkan kemacetan. “Pemda dan jajarannya wajib mengembalikan trotoar kepada fungsi aslinya sebagai hak bagi pejalan kaki,” ujarnya.

Di samping menata dan membangun trotoar, sambung Heri, bangunan sepanjang trotoar juga wajib ditertibkan. Tentunya, penertiban itu harus diiringi solusi dan Pemda seyogyanya melakukan kajian terlebih dulu. “Harus diingat, penanganan kemacetan merupakan salah satu janji politik Pemerintahan Marwan-Adjo,” ucapnya.

Pantauan koran ini, mulai dari Cicurug hingga Cibadak berjarak sekitar lima kilometer keberadaan trotoarnya memang minim. Adapun trotoar layak dan nyaman hanya di titik tertentu, itupun panjangnya hanya beberapa meter.

Umumnya, trotoar tidak layak bahkan tidak ada. Akibatnya, keselamatan pejalan kaki dipertaruhkan. Di ruas Jalan Raya Karangtengah, Cibadak, misalnya di depan Kantor Kejaksaan Kabupaten Sukabumi. Meski di sana berdekatan dengan pemerintahan dan pendidikan, namun trotoarnya tidak ada.

“Ya takut sih takut dan ngga nyaman kalau jalan. Sebab banyak kendaraan, tapi mau gimana lagi, emang trotoarnya gak ada. Belum lagi banyak pedagang dan kendaraan parkir, takut sih keserempet mobil,”aku pejalan kaki, Yandi (46).

 

(cr16/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *