Cuaca Sukabumi Terasa ‘Hareudang’, BMKG ungkap Penyebabnya

CUACA TERASA PANAS
CUACA TERASA PANAS : Suasana di lapang cangehgar kel/ Kecamatan Palabuhanratu menjelang malam, Rabu 11 Mei 2022.(Foto : ist)

SUKABUMI — Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi beberapa hari merasakan cuaca panas tidak biasa sejak siang hingga malam hari. Cuaca panas dirasakan hampir merata terjadi dibeberapa kecamatan bahkan Kabupaten Sukabumi.

“Udah kemarin kemarin dari pagi hingga malam hari itu terasa panas, gerah pokoknya, kata orang tua mah ‘Bayeungyang’ (panas red) gak tau kenapa tidak seperti biasanya,” ungkap Siti Rohmah (36 tahun) warga Kampung Cangehgar.

Bacaan Lainnya

Hal senada diungkapkan Yayan Bastiar (42 tahun) warga kecamatan Simpenan, menurutnya cuaca panas juga dirasakannya tidak seperti biasa, dimana sebelumnya hawa panas hanya dirasakan siang hari.

“Biasanya menjelang malam, lewat Magrib cuaca biasa gak terlalu panas, hari ini terasa beda, gimana ya panas gerah lah, tidak nyaman,” timpalnya singkat

Menanggapi fenomena tersebut Prakirawan Cuaca BMKG Bandung, Yan F. Permadhi dalam keterangannya mengungkapkan cuaca panas tidak biasa yang dirasakan masyarakat menurutnya terjadi merata hampir di semua wilayah termasuk Kabupaten Sukabumi sejak sepekan terkahir.

Berdasarkan catatan BMKG, kata Yan F Permadhi suhu maksimum yang terobservasi berkisar antara 29,6 hingga 31,6 derajat Celcius.

“Suhu maksimum ini sudah melebihi suhu maksimum normal kota Bandung yaitu 28,8 derajat Celcius. Selain itu, kelembapan relatif yang tercatat oleh BMKG Bandung dalam seminggu terakhir berkisar antara 89 persen – 91 persen, dengan nilai normalnya yaitu 88 persen,” ungkapnya kepada Radar Sukabumi melalui perpesanan aplikasi Rabu (11/05/2022)

Dijelaskan Yan F Permadhi perpaduan antara suhu tinggi dengan kelembapan relatif yang tinggi jadi penyebab utama suhu atau cuaca di wilayah Bandung dan wilayah lain di Jabar termasuk Kabupaten Sukabumi terasa panas.

“Perpaduan antara suhu tinggi dengan kelembapan relatif yang tinggi menjadi penyebab utama mengapa suhu atau cuaca seminggu terakhir ini terasa panas dan gerah,” jelasnya.

Masih kata Yan F Permadhi, penyebab suhu udara menjadi berada diatas rata-rata normalnya, juga disebabkan posisi gerak semu matahari yang pada saat ini berada di sekitar Equator, sehingga kondisi pertumbuhan awan di wilayah Jawa Barat dan Pulau Jawa pada umumnya berkurang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *