40 Hansip Dibekali Ilmu Trauma Healing

ejumlah Linmas saat mengikuti Bimtek peningkatan kapasitas yang diselengarakan di Gor Cemerlang, Kecamatan Nyalindung.

SUKABUMI — Untuk menangani psikologis korban dampak bencana di Kecamatan Nyalindung, Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sukabumi membentuk tim satuan perlindungan masyarakat (Satlinmas) trauma healing.

Kepala Seksi Pemberdayaan Satpol PP Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri mengatakan, pembentukan Satlinmas trauma healing ini angkatan ketiga yang akan menangani korban terdampak bencana di Kecamatan Nyalindung dan kecamatan sekitarnya.

Bacaan Lainnya

“Untuk angkatan pertama dan kedua berjumlah 30 orang, angkatan ketiga 40 orang dan angkatan keempat 40 orang jadi Kabupaten Sukabumi akan memiliki tim Satlinmas trauma healing sebanyak 140 orang yang akan diterjunkan untuk penangan psikologis ketika terjadi bencana,” kata Okih kepada Radar Sukabumi, Rabu (19/2).

Lebih lanjut Okih mengatakan, Satpol PP saat ini berupaya meningkatkan kapasitas Satlinmas bukan hanya bertugas sebagai pengamanan tetapi juga memiliki tugas menangani psikologis korban bencana.

“Kami membentuk Satlinmas lebih elit lagi, bukan hanya sebagai pengamanan saja tetapi juga bertugas menangai psokologis korban terdampak bencana. Kami terus berupaka melakukan bimbingan teknis (Bimtek) untuk memberikan ilmu bagai mana cara melakukan trauma healing,” paparnya.

Menurutnya, Satlinmas yang sudah mengikuti Bimtek maka statusnya sebagai Satlinmas trauma healing Kabupaten Sukabumi.

“Area kerja anktan ketiga ini nanti pada saat ada pergerakan penanggulangan bencana tidak hanya di Nyalindung saja, tapi juga meliputi Kecamatan Gegerbitung, Purabaya, Sagaranten dan sekitarnya,” ucapnya.

Pihaknya berharap, dengan pembentukan Satlinmas trauma healing ini bisa membantu penanganan psikolog korban bencana yang mana kerap terjadi di Kabupaten Sukabumi terlebihm saat ini tengah musim hujan yang sering menimbulkan bencana alam seperti longsor dan bencana alam lainya.

“Mudah-mudahan kedepan peran Linmas lebih berdayaguna dalam penanganan dampak psikologis pasca bencana,” pungkasnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *