Warga Cugenang Cianjur Berhamburan Saat Digoyang Gempa, Mitigasi Resiko Bencana Menggema

Pertolongan pertama pada korban tertimpa reruntuhan bangunan (Foto: Nicolaus Sulistyo/IDEP)
Pertolongan pertama pada korban tertimpa reruntuhan bangunan (Foto: Nicolaus Sulistyo/IDEP)

CIANJUR — Siang sekitar pukul 14.30 WIB seluruh warga Kampung Tunagan, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur berhamburan saat digoyang gempa.

Mereka berlarian ketika kentongan dan sirine tanda bahaya dibunyikan. Terlihat seorang bapak yang mencari keberadaan anaknya, seorang ibu yang menggendong bayinya, dan beberapa orang lainnya yang tertimpa reruntuhan bangunan.

Bacaan Lainnya

Kejadian tersebut merupakan skenario awal terjadinya gempa dalam Simulasi Bencana Gempa bagi warga terdampak Gempa Cianjur pada November tahun lalu.

Kegiatan tersebut diselenggarakan pada 27 Agustus 2023 merupakan simulasi ini menjadi sebuah upaya dari warga untuk dapat membangun kesiapsiagaan secara mandiri. Seandainya bencana terjadi lagi, simulasi ini menjadi langkah yang baik dalam pengurangan risiko bencana.

Simulasi diikuti oleh setidaknya hampir 300 warga yang berasal dari tiga RT. Komposisi peran sertanya cukup seimbang baik perempuan maupun laki-laki, baik orang dewasa maupun orang muda. Bahkan anak-anak juga antusias untuk mengikutinya.

Selain IDEP dan KUN+, berbagai pihak yang terkait penanggulangan bencana di Kabupaten Cianjur juga turut terlibat, yaitu Relawan Tangguh Bencana (Retana), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Kepala Dusun, Kepala Seksi Kesejahteraan (Kasi Kesra), Puskesmas, dan rekan-rekan jurnalis.

IDEP Program Coordinator, Putu Suryawan dalam rilisnya mengatakan, simulasi di Kampung Tunagan dimulai dari Focus Group Discussion (FGD) dalam empat hari terakhir sebagai kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat yang sebelumnya menjadi korban gempa Cianjur.

Persiapan bersama regu KMPB sebelum simulasi bencana gempa dimulai (Foto: Nicolaus Sulistyo/IDEP)
Persiapan bersama regu KMPB sebelum simulasi bencana gempa dimulai (Foto: Nicolaus Sulistyo/IDEP)

“Kegiatan yang dilakukan di sini ada banyak. Mulai dari pos kesehatan keliling ke beberapa desa termasuk Kampung Tunagan. Berikutnya disribusi tempat sampah edukasi tentang sistem penanganan sampah, pendampingan dan penguatan kapasitas masyarakat terkait Rumah Aman Gempa. Selain itu juga edukasi dalam pertanian berkelanjutan melalui Kebun Pekarangan Keluarga dengan pendekatan permakultur sehingga masyarakat dapat lebih tangguh dan mandiri terutama soal pangan,” terangnya.

Selama empat hari pelatihan, warga diajak untuk belajar bersama tentang penanggulangan risiko bencana, kaji cepat saat bencana terjadi, pertolongan pertama dan evakuasi pada korban bencana, air bersih dan sanitasi, manajemen posko dan logistik, pembentukan Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB), hingga persiapan simulasi gempa bumi.

“Dalam peningkatan kapasitas untuk Pengurangan Risiko Bencana, kita mengadakan simulasi yang dimulai dari adanya Focus Group Discussion (FGD) mulai dari merencanakan jalur evakuasi, membuat peta, melakukan koordinasi warga lintas RT, dan berikutnya melakukan pelatihan tanggap darurat dengan membentuk Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) di Kampung Tunagan. Dari pelatihan ini diharapkan 30 orang yang terlbat dalam serangkaian pelatihan ini menjadi pionir sehingga Tunagan semakin tangguh dan kuat kedepannya terutama dalam menghadapi bencana,” tambahnya.

Seri pelatihan yang digelar sepanjang program yang akan berakhir pada Desember tahun ini merupakan upaya mendukung warga lokal dengan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang diperlukan dalam proses pemulihan yang efektif. Dengan berfokus pada ketangguhan, keberlanjutan, dan pemberdayaan komunitas, kerja sama antara IDEP dan KUN+ diharapkan dapat meninggalkan dampak berkelanjutan, serta memungkinkan Cianjur bangkit lebih kuat dan lebih tangguh dari sebelumnya.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *