BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat komitmen berperan aktif menghadapi perubahan iklim telah terjadi, dan diperkuat dengan arah pembangunan kota yang ramah lingkungan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2019-2024.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Syarifah Sofiah, di Kota Bogor, Senin, menyebutkan arah pembangunan kota hujan ini ke depan, yaitu kota hijau, kota pintar dan kota sejarah. Respons terhadap perubahan iklim dilakukan melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Perubahan iklim kami respons dengan implementasi dalam RPJMD. Dalam menyambut peserta internasional Sabtu kemarin, ISCoNREM 2023 juga sudah disampaikan arah pembangunan Kota Bogor,” kata Syarifah.
Para delegasi peserta dari The 2nd International Summer Course Of Natural Resources and Environmental Management Science ISCoNREM 2023 telah disambut Pemkot Bogor di Balai Kota Bogor, Sabtu (16/9) malam.
Syarifah menyampaikan kepada 29 peserta mahasiswa internasional telah dipaparkan beberapa program penataan kota pengelolaan sampah, limbah, dan pemanfaatan lahan.
Kemudian program pembenahan transportasi, pembangunan pedestrian, program Bogor Tanpa Kantong Plastik (si BOTAK), dan Naturalisasi Ciliwung, Lalu, pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), program penurunan angka stunting, program Open Defecation Free (ODF), pemanfaatan lahan, peningkatan ruang terbuka hijau, pengembangan Urban Farming dan Kampung Tematik.
“Jadi ini satu hal yang kalau membangun daerah ini yang menjadi tantangan, yaitu mengnyinergikan antara tradisional dan kultur bagaimana membangun ekonomi tapi tetap kearifan lokal dan lingkungan terjaga,” ujarnya pula.
Syarifah menuturkan, berbagai kota biasanya mengutamakan ekonomi, tapi selain itu Kota Bogor tetap mempertahankan identitas karena tidak banyak kota yang memiliki identitas.