Koma Lima Hari Digigt Ular Kobra, Balita Adila Meninggal Dunia

CIREBON, RADARSUKABUMI.com – Lima hari mengalami koma, korban di patuk ular, Adila Oktavia (4) warga Desa Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 20.23 WIB Rabu (12/2/2020).

Sebelumnya korban mendapat perawatan intensif diruang PICU Rumah Sakit Gunung Jati Kota Cirebon, Direktur Rumah Sakit Daerah Gunung jati dr. Ismail Jamaludin membenarkan Adila Oktavia tutup usia, setelah mengalami koma selama lima hari.

Bacaan Lainnya

“Benar korban meninggal dunia, semalam, perawatan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit sudah sangat maksimal, bahkan pihaknya harus menurunkan 6 orang tenaga medis untuk merawat Adilia,” ujarnya Kamis (13/2/2020)

Wakil Direktur RSDGJ dr Maria pernah mengatakan, Rumah Sakit sudah mendatangkan pakar Snake Bites dan juga perwakilan dari WHO dr Tri Maharani. Namun takdir berkata lain, Adilia harus kembali kepangkuan yang maha kuasa karena tidak sanggup melawan Bisa Racun ular yang menggigitnya.

Kesulitan yang ditemui oleh pihak Rumah Sakit Gunung Jati adalah karena masih belum bisa mengidentifikasi jenis ular yang menggigit Adilia, walaupun secara umum jenis ular yang menggigit adalah ular Weling, namun dr Maria belum bisa memastikan jenis Anti Bisa ular yang akan digunakan.

Sebelumnya diberitakan, seorang balita Adila Oktavia (4), mengalami koma usai dipatuk ular saat terlelap tidur dirumahnya.

Ular bernama latin Bungarus atau lebih dikenal ular Weling, masuk kerumah warga di desa Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. Saat itu, Adila terlelap tidur disamping sang ibu.

Namun, tanpa diketahui, sekitar pukul 22.30 WIB Jumat, (7/2/2020) lalu, ular masuk ke dalam rumah, dan mengigit bagian telapak kaki bocah malang tersebut. Sang ibu, yang mengetahui kejadian tersebut, langsung bertindak cepat memberikan pertolongan pertama.

Kemudian korban mendapat perawatan medis sekitar pukul 01.00 WIB Sabtu, (8/2/2020) dan mengalami koma pukul 06.00 WIB. Awalnya, korban dirawat intensif di RS Putra Bahagia, tetapi karena peralatan kurang memadai, korban akhirnya dirujuk ke RSUD Gunung Jati.

(dat/pojokjabar/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *