Hanya saja, lanjut Mang Oded sapaanya pihaknya menekankan pada pembinaan. Sehingga bisa bersinergi dengan pihak lain, seperti para ustad, kiai, dan lainnya. Karena prinsip dasar masyarakat terlilit utang di rentenir itu ada dua yakni kondisi ekonomi dan hobi.
Ketua harian Satgas Anti Rentenir, Saji Sonjaya menjelaskan dalam satu tahun pengaduan yang masuk sebanyak 1.171. Angka tersebut bersumber dari offline (datang langsung) ke Gedung Merdeka, Bandung dengan mengumpulkan berkas yakni KTP, KK, dan rincian utang.
Kemudian syarat utama adalah warga Bandung dengan rincian utang di bawah Rp 10 juta. Jika warga tersebut terlilit utang ke beberapa rentenir, maka hanya bisa bantu maksimal dua rentenir.
“Kemudian sebanyak 1.171 pengaduan itu yang kita bantu berupa advokasi, mediasi agar bunganya bisa diupayakan dihilangkan,” ujarnya.
Dari jumlah itu, sekitar 150 yang diadvokasi langsung bertemu dengan rentenirnya. Namun sisanya take over atau pengalihan utang. Namun perihal pengalihan itu sudah lain bidang yakni kepada mitra-mitra.
“Rata-rata yang datang ke satgas minta dibayarin padahal satgas itu bukan lembaga keuangan dan pembayaran bukan solusi akhir yang menyelesaikan.
Tapi kalau keputusan satgas ini untuk take over kita berkolaborasi dengan mitra-mitra seperti koperasi sumber bahagia, Baznas, dan lainnya,” pungkasnya.
(net)
