Kisahnya dimulai dengan memakai uang non-tunai keluaran perusahaan telekomunikasi tanah air, T-Cash. T-Cash menjadi pilihan utama Pratama dua tahun silam meningat peruashaan lain masih belum melirik industri transaksi digital ini.
Pada periode awal memakai uang non-tunai, Pratama mengaku sedikit terbatasi karena mitra dari E-Money nya terbatas. Perkembangan pesat dari E-Money diakui diri Pratama. Jika dahulu E-Money hanya bermitra dengan anak perushaannya saja, kini penyedia e-Money mulai menyasar mitra yang esensial bagi kehidupan sehari-hari.
Pesatnya perkembangan E-Money membuat Pratama mengandalkan E-Money ketimbang uang tunai. Pratama bahkan tidak ragu memperlihatkan isi dompetnya yang hanya berisi Rp. 100 Ribu rupiah saja. “Sekarang uang saya lebih banyak di handphone daripada dompet,” Kata Pratama. Gaya hidup non-tunai yang dijalani Pratama terbilang sangat menguntungkan dirinya.
Pratama bisa menghemat setidaknya 20 persen pengeluarannya lantaran kecipratan diskon dari layanan uang elektronik. Lebih penting lagi,Dirinya tidak perlu mondar-mandir ATM ketika berbelanja. Pratama bisa menyimpang uang di berbagai E-Money mencapai ratusan ribu rupiah tiap bulannya.
“Mudah banget pakenya,aku bisa hemat juga karena dapet diskon kan. Jadi ada uang buat disimpen. Selain itu aku juga gaperlu bulak balik ke atm. Karena kadang lupa kan sama sisa uang yang ada di dompet, kalau ada E-Money kan lebih praktis,” Jelas Pratama.
Kemudahan E-Money juga sampai pada cara pengisian kembali saldonya. Pratama disuguhi berbagai pililah pengisian, mulai dari manual hingga via online. Go-Pay yang lebih sering dipakai Pratama baru-baru ini misalnya, memberi kemudahan pengisian kembali pada penggunanya. Prtama bisa mengisi saldo via retail minimarket, transfer bank, hingga lewat driver Go-Jek.
