Pemerintah Kudu Uber Sumber Dana Lain

JAKARTA – Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mendongkrak rating surat utang atau Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari BBB-/Outlook Positif menjadi BBB/Outlook Stabil pada 7 Maret 2018. Kenaikan SCR dipercaya mampu menambah keyakinan dunia internasional atas kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat.
Hal ini dikatakan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo.

“Pengakuan tersebut didukung efektivitas kebijakan pemerintah dan otoritas dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Serta komitmen pemerintah dalam mengimplementasikan reformasi struktural,” tuturnya di Jakarta, kemarin.
Karenanya, sambung Agus, momen positif tersebut perlu dipertahankan bersama untuk memastikan terjaganya stabilitas perekonoman. Sehingga mendu­kung tercapainya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin kuat, berkelanjutan dan inklusif.

“Dalam kaitan ini, Bank Sentral akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan termasuk menempuh langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar sesuai nilai fundamentalnya. Serta upaya pendalaman pasar keuangan untuk menjaga stabilitas perekonomian,” ucapnya.
R&I sebelumnya memperbaiki outlook SCR Indonesia dari Stable menjadi Positive, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB-(Investment Grade) pada 5 April 2017.

Dalam keterangan persnya, R&I menyatakan, faktor kunci yang mendukung kenaikan SCR Indonesia adalah perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan inflasi yang rendah dan stabil, defisit fiskal yang terjaga, serta utang pemerintah yang rendah.
“Ketahanan ekonomi Indonesia juga dinilai semakin baik dalam menghadapi gejolak eksternal, tercermin dari defisit transaksi berjalan yang rendah dan cadangan devisa yang besar,” sebutnya.

Selain itu, pembangunan infrastruktur menunjukkan kemajuan dan iklim investasi semakin membaik. R&I juga mencatat bahwa upaya pemerintah meningkatkan penerimaan pajak melalui penguatan basis data perpajakan dinilai cukup baik.
Lebih lanjut, R&I meyakini kebijakan yang berfokus pada stabilitas makroekonomi dan rangkaian inisiatif reformasi struktural akan terus berlanjut di tengah berbagai agenda politik, yaitu Pilkada 2018 serta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2019.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *