Mengenal Kopi Santan Blora

Jadi Jujukan Pejabat hingga Master Kuliner

Menikmati Kopi Santan yang makin digemari. Kopi santan sudah cukup populer. Lokasinya yang nyelempit tak membuat orang wegah datang. Beberapa orang penting pun rela datang dan menyeruputnya.

AMRULLAH AM – Blora

ASAP pun mengepul lalu menggulung ke atas. Menyelinap menembus lubang-lubang genting sebuah warung di Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora.

Seorang perempuan tengah sibuk menata bongkahan kayu bakar. Di atas tungku terdapat wajan berukuran besar. Butiran kopi digoreng pada wajan berbahan tanah tersebut.

Perempuan dengan rambutnya mulai memutih itu perlahan mengaduk kopi di atas tungku. Cukup lama. Hingga aroma kopi pun tercium. Rukmini menggorengnya tak begitu gosong. Setelah matang, biji kopi itu akhirnya diangkat dari wajan. Ditiriskan dalam tempat sudah disiapkan.

Kopi dilanjutkan digiling hingga menghasilkan bubuk kopi siap saji. Perempuan rambutnya dikuncir tersebut melanjutkan membuat olahan lain.

Dia menyediakan kelapa sudah dikupas. Kelapa diparut hingga menghasilkan santan. Usai satu kelapa diparut lantas diperas hingga menjadi santan bening. Dua adonan telah siap. Yakni, kopi bubuk dan santan.

Rukmini menyiapkan sebuah bejana terbuat dari aluminium. Ditaruhlah bejana di atas kompor. Santan dimasukkan dan dicampur bubuk kopi dengan sedikit gula.

Adonan itu diaduk. ’’Ini namanya di-khotok,’’ kata perempuan berusia 60 tahun tersebut.

Rukmini mengaku sudah lebih dari tujuh tahun meneruskan usaha warisan Sakijah, neneknya. Sejak dia kecil, neneknya sudah membuat kopi santan untuk dijual.

’’Awalnya, kata nenek, coba-coba membuat kopi dicampur santan kelapa untuk sajian berbuka puasa keluarga. Namun, karena rasanya enak dan khas, akhirnya diteruskan membuka usaha kopi santan. Jadi kopi santan ini sudah puluhan tahun,’’ ucapnya.

Dia menjelaskan, serbuk biji kopi sebelumnya digoreng sangrai dengan potongan kelapa kecil lalu direbus bersamaan dengan santan segar, dan gula menghasilkan rasa kopi yang benar-benar enak.

Kombinasinya benar-benar menyatu antara kopi, santan segar dan gula. Beda rasanya jika hanya diseduh saja, yang gulanya hancur karena diaduk, bukan direbus. Santan segar baru diperas juga menambah rasa gurih tersendiri.

Kini, warung telah banyak yang mengunjunginya. Bahkan, para pejabat sudah sering ke warung itu. Termasuk salah satu dirjen dari Kementerian Desa Prof Erani. Selain itu, Bondan Winarno, host acara kuliner. (bj/rij/aam/bet/JPR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *