Kota Sukabumi, Lebih Besar Inflasi daripada Deflasi

Logo kurs rupiah.

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Deflasi sebesar 0,18 persen terjadi di Kota Sukabumi pada September lalu. Penyebabnya adalah penurunan harga sejumlah komoditas khususnya satu kelompok pengeluaran yaitu bahan makanan.

“Berdasarklan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statsitik (BPS) Kota Sukabumi, di bulan September Kota Sukabumi alami deflasi 0,18 persen,” ujar Asda II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Sukabumi Cecep Mansur dilansir Neraca.

Bacaan Lainnya

Untuk inflasi sendiri, kata Cecep, terjadi sebesar 1,75 persen berdasarkan hitungan tahun kalender (year to date) sampai dnegan bulan September. Sementara inflasi tahun ke tahun (year on year) pada bulan September 2019 terhadap bulan September 2018 sebesar 2,74 persen. “Inflasi Kota Sukabumi di bulan September tahun ini 1.75 persen,” ujar Cecep.

Cecep menambahkan, jika dijabarkan menurut 7 kelompok pengeluaran, ada 6 kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan 1 kelompok lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang yaitu sebesar 0,53 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,49 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan sebesar 0,24 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.

“Sementara untuk bahan makanan alami deflasi sebesar 1,63 persen,” terang Cecep.

Cecep juga mengungkapkan, Fluktuasi angka inflasi yang dialami Kota Sukabumi selama 12 bulan terakhir dari September 2018 sampai dengan September 2019, dimana laju inflasi tahun ke tahun (year on year) September 2019 terhadap September 2018 sebesar 2,74 persen. Selama kurun waktu tersebut kata Cecep, terjadi empat kali deflasi, yaitu deflasi di bulan September 2018 sebesar 0,30 persen, deflasi di bulan Februari 2019 sebesar 0,14 persen, deflasi di bulan Agustus 2019 sebesar 0,04 persen.

“Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Mei 2019, yaitu sebesar 0,64% dan ternedah di bulan Maret 2019 sebesar 0,04%,” ujarnya.

Sementara untuk penyumbang deflasi di bulan September tersebut, ada sekitar 10 komoditas yang tercatat. Yakni, daging ayam ras sebesar 0,1195 persen, bawang merah sebesar 0,0678 persen, ketimun sebesar 0,0499 persen, dilanjut oleh tomat buah sebesar 0,0380 persen, cabai rawit sebesar 0,0339 persen, telur ayam ras 0,0320 persen, tomat sayur sebesar 0,0212 persen, diikuti daging sapi 0,0171%, kentang sebesar 0,0165 persen dan cabai merah sebesar 0,0145 persen.

“Jadi yang menyumbang deflasi di bulan September itu sekitar ada 10 komoditas,” pungkasnya.

(izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *