Banyak Travel Nakal

SUKABUMI – Masih banyak masyarakat yang tertipu dengan travel umrah nakal, membuat para pelaku usaha umrah dan haji resmi sedih. Mereka pun berjanji akan semakin meningkatkan pengawasan.

Ketua Asosiasi Umrah dan Haji Khusus (Patuh) Fuad Hasan Masyhur mengatakan, akan terus meningkatkan pengawasan terhadap anggotanya. Sebab pihaknya tidak ingin masyarakat menjadi korban, apalagi perjalanan umrah dan haji merupakan ibadah, bukan perjalanan wisata semata.

Karena itu, Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyelenggaraan Umrah dan Haji harus segera diselesaikan. Di dalam RUU itu, izin penyelenggara umrah dan haji khusus harus mendaftar setiap tahun. Tujuannya agar para penyelenggara mudah dikontrol.

Dia juga kecewa lantaran daftar tunggu haji semakin tahun semakin molor. Saat ini waktu tunggu naik haji mencapai tujuh tahun, sedangkan izinnya haji hanya tiga tahun.

“Sehingga terjadi ketidakpastian status jamaah, jika izin penyelenggara ibadah haji khusus yang didapatnya sudah habis jauh sebelum tahun keberangkatan,” tutur Fuad.

Sekretaris Jenderal Patuh Muharom Ahmad mengusulkan, agar kuota haji khusus ditetapkan menjadi 11 persen dari kuota haji nasional. Menurutnya dengan komposisi tersebut, masyarakat bisa segera beribadah tanpa harus menunggu.

“Karena itu kami mengusulkan kuota haji khusus ditetapkan 11 persen dari kuota haji nasional. Agar masyarakat bisa dapat segera berangkat tanpa menunggu lama,” ujar Muharom.

Sebelumnya, Ketua DPR Bambang Soesatyo mengeluhkan, banyak masyarakat tertipu oleh penyelenggara umrah. Dia meminta Patuh ikut bertanggung jawab, terutama mengawasi anggotanya. Selain hukum yang dijalankan pihak kepolisian, pemberian sanksi juga perlu diberikan dari asosiasi.

Politisi Golkar ini juga beranji akan meneruskan keluh kesah, bahkan usulan dari Patuh ke Komisi VIII DPR. Sebab saat ini, Komisi Agama tersebut sedang menggodok RUU Penyelenggaraan Umrah dan Haji.

“Tentu kita akan mencari jalan terbaik. Fokus utama saat ini memang meningkatkan pelayanan jamaah umrah dan haji reguler, begitupun dengan yang khusus. Kita ingin masyarakat bisa nyaman dalam melaksanakan ibadah,” pungkasnya.(rmol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *